Akibat Pandemi Covid-19, Pedagang K5 Tercekik Rentenir

Hila Bame

Sunday, 08-11-2020 | 12:15 pm

MDN

 

 

Tangerang Selatan,  Inako

 

Dampak pandemi begitu terasa bagi pedagang kecil di Pasar Kaget Vila Pamulang Mas, Kel Bambu Apus,  Kec Pamulang, Tangerang Selatan. Tidak hanya minim penghasilan akibat minim pembeli, banyak dari mereka yang terlilit utang dengan bank keliling atau rentenir.

BACA JUGA:  

Santri Al-Mizan Jatiwangi Raih Juara pada Lomba Video Kampanye Kesehatan

Karyadi (49 thn), seorang pedagang bakso mengungkapkan pembeli mulai sepi sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Tangerang Selatan.

“Kita kan dagang hanya kecil – kecilan yang berusaha untuk menopang biaya makan sehari – hari dipasar dadakan ini.  Penerapan PSBB ditengah wabah covid-19 sangat terasa dampaknya terhadap kami para pedagang kecil. Jangankan untuk lebih,  untuk biaya makan sehari – hari aja pas-pasan pak.. tuturnya kepada media,  Sabtu (07/11/2020).

“Untuk modal saya dagang bakso sekitar Rp 500 ribu.  Dalam sehari ia mengaku hanya  terjual 60 – 65 mangkok dengan harga seporsi Rp.10.000 per mangkok. Setelah dipotong untuk bayar bank keliling, sisa yang dibawa ke rumah hanya Rp.20.000, “keluhnya.

Diutarakannya, seharian jualan sampai malam, hanya kisaran seperti itu pak.  Akhirnya, saya harus mencari pinjaman, sementara saya tidak memiliki jaminan,  yah terpaksa pinjam ke bank keliling untuk menyambung usaha dan hidup.

“Habis dah,  penjualan satu hari untuk bayar hutang dan belum lagi untuk makan keluarga dirumah,” ucapnya.

Kami sangat mengharapkan bisa lepas dari lilitan hutang,  tetapi mau gimana lagi pak, siapa dan pihak mana yang peduli terhadap kami pedagang kecil ini pak..  Sementara itu hanya bank keliling yang menjadi tumpuan dan andalan kami, karena mereka berikan pinjaman tanpa proses berbelit-belit, meskipun saya tahu bunganya mencekik leher.”ungkapnya.

Habis mau gimana lagi pak, kita orang kecil yang tidak paham dan mengerti bagaimana untuk bisa lepas dari lilitan hutang ini. Meskipun bunganya besar dan dibayar tiap hari yang penting di rumah bisa tetap makan pak,” tuturnya.

Keluhan senada juga terucap dari Bang Adis pedangang buah lainnya di lokasi tersebut. Meskipun dia cukup banyak mendapatkan pelanggan, tetapi cicilan pada bank keliling membuat pendapatan bersihnya nihil.

“Saya tidak mempunyai keuntungan karena harus dipotong untuk membayar cicilan ke bank keliling,” imbuhnya.

Derita pedagang kecil,  yang tidak paham bagaimana untuk mendapatkan dana lunak menjadi dilema setiap pedagang. Minimnya informasi menyebabkan mereka semakin terjerat dalam lingkaran hutang yang tidak kunjung selesai.

Semoga saja ada perhatian pihak terkait, untuk dapat memberikan solusi terhadap para pedagang kecil agar dapat bebas dari jeratan bank keliling. 


Syarif/vr

TAG#bakso

190328949

KOMENTAR