Duterte Tak Henti Menciptakan Kontroversi

Binsar

Friday, 15-03-2019 | 09:32 am

MDN
Presiden Filipina Rodrige Duterte [ist]

Manila, Inako –

Presiden Filipina Rodrige Duterte layak mendapat kontroversi awards lantaran dirinya sangat gemar membuat kontroversi, baik lewat sikap maupun ucapannya.

Sejak naik takta menjadi orang nomor satu di negara dengan mayoritas warga beragama Katolik itu, pernyataan kontroversial seakan begitu melekat dengan sosok Duterte.

Kontroversi terbaru diucapkan Duterte terkait cemoohannya terhadap kaum perempuan yang menjadi polisi dan tentara di negeri itu. Menurutnya, peremupan yang menjadi tentara atau polisi adalah wanita jalang. Hal itu diungkapkan Duterte dalam sebuah acara peringatan kesetaraan gender, Rabu (13/3/19).

Dalam acara bertajuk 'Perempuan Penegak Hukum dan Keamanan di Filipina yang Berprestasi', Duterte menyebut para polisi dan tentara perempuan dengan julukan 'puta', yang jika diartikan adalah jalang atau pelacur, dan 'perempuan gila'.

"Kalian perempuan selalu menghalangi kebebasan berpendapat saya. Kalian selalu mengkritik setiap perkataan saya," kata Duterte, seperti dilansir The Guardian, Rabu (13/3).

Meski begitu, Duterte mengklaim dia menyayangi kaum perempuan. Dia bahkan sesumbar membuktikan hal itu dengan mempunyai dua istri.

"Saya cinta perempuan. Itulah mengapa saya punya dua istri. Itu artinya saya menyukai perempuan," ujar Duterte.

Duterte tercatat sudah beberapa kali melontarkan pernyataan yang dianggap melecehkan martabat perempuan. Dia pernah memerintahkan supaya pasukan sebaiknya menembak gerilyawan komunis perempuan di Filipina tepat di kemaluannya.

Duterte juga sempat menyatakan berharap dia bisa menjadi salah satu orang yang memperkosa seorang misionaris perempuan asal Australia, yang meninggal dalam kerusuhan di penjara pada 1989.

Selain itu, Duterte mengaku pernah berbuat cabul terhadap pembantu di rumahnya ketika masih remaja. Namun, sikap itu justru tidak berdampak terhadap popularitasnya.

Dari hasil jajak pendapat sejumlah warga Filipina, tingkat popularitas Duterte mencapai 76 persen. Padahal dia juga menolak pengesahan RUU anti-kekerasan anak. Alasannya adalah terkadang kekerasan dibutuhkan untuk mendisiplinkan anak-anak.

KOMENTAR