EKONOM INDEF: Masyarakat Indonesia Optimis, Ekonomi Bertumbuh

Hila Bame

Tuesday, 11-10-2022 | 17:50 pm

MDN
Sawah di Cirebon ( Foto; INAKORAN.COM)

 

JAKARTA, INAKORAN

Hasil Survey Kepuasan Konsumen Bank Indonesia mencatat optimisme masyarakat di tengah kenaikan harga BBM dan keadaan perekonomian Dunia.

Ekonom INDEF Eko Listianto mengatakan,  hal ini tercermin dari perilaku konsumsi masyarakat Indonesia, apalagi jelang akhir tahun. 

“ Kalau melihat ini dibilang optimis, sebetulnya menurut saya cukup rasional, obyektif, kenapa, karena pasti konsumen ini membandingkan dengan situasi beberapa bulan lalu, apalagi saat masih ada pembatasan.

Sekarang boleh dibilang memasuki endemi, ada optimisme bahwa bisa bergerak, berusaha lagi,” jelas Wakil Direktur INDEF hari ini (11/10).


BACA:  

Jika Ganjar-Airlangga Terwujud akan bentuk Pemerintahan yang Kuat

 


Survei Konsumen Bank Indonesia pada September 2022 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga.

Hal tersebut terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

 

September 2022 sebesar 117,2, atau tetap berada pada level optimis (indeks >100), meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 124,7.

 

Konsumsi masyarakat masih tetap tinggi ditengah kenaikan harga akibat penyesuaian harga BBM. Kalangan menengah, kata dia, yang terdampak dengan kenaikan ini mulai beradaptasi.

“ Ini sebagian besar, masyarakat menengah yang terdampak kenaikan harga bbm, namun mereka masih punya tabungan, kondisi ini comparing saat corona banyak pembatasan,” ujar Eko. 


baca: 

 Perusahaan China Kuasai 56% Pangsa Pasar Baterai Mobil Listrik di Asia

 


Terlebih sebentar lagi, jelang akhir tahun, perayaan Natal dan Tahun Baru.

Setelah dua tahun, kali ini Natal akan lebih meriah, dan masyarakat mulai liburan. Pergerakan masyarakat akan tercermin dalam bentuk ekonomi.

 “Itu akan ter representasi dari tingkat konsumsi, meski diikuti peningkatan harga.” tandas Eko. 

Dengan adanya moment Nataru ini, inflasi diperkirakan akan berada di kisaran 6% dengan pertumbuhan ekonomi di 5%.

Tetap kuat karena sokongan ekonomi domenstik. (end)

 

 

 

KOMENTAR