El Clasico dan Menguapnya tuah Bernabeu

Binsar

Sunday, 01-03-2020 | 19:07 pm

MDN
Ilustrasi [ist]

Oleh Tommy Duang

 

Maumere, Inako

Dalam analisis tentang kekalahan Real Madrid dan Juventus pada leg pertama enam belas besar Liga Champions Eropa Kamis (27/02/2020), Yamadipati Seno, seorang analis bola Mojok.co menulis, “Real Madrid dan Juventus sudah kehilangan cara untuk melangkah. Jika tak bisa melangkah, bagaimana keduanya bisa berlari lebih jauh di Liga Champions?”

Sempat terseok-seok di awal musim sebelum mengganas di pertengahan musim dan mengambil alih puncak klasemen, rasanya sulit mencari penjelasan yang paling mungkin atas kelumpuhan Madrid sepanjang Februari ini.

Dalam bulan Februari, Madrid telah memainkan enam laga yakni empat partai di La Liga, satu partai di Copa del Rey dan satu partai di Liga Champions. Empat partai berlangsung di Bernabeu dan dua partai lainnya dimainkan di kandang Osasuna dan Levante.

 

 

Di luar prediksi dan ekspektasi para penggemar, Madrid menelan tiga kekalahan, satu kali imbang dan hanya dua kemenangan. Hasil minimalis itu dibayar mahal. Madrid terdepak dari perebutan piala raja, tergeser dari puncak klasemen La Liga, harus bertandang ke Etihad Stadium dengan memikul utang satu bola dan kehilangan kepercayaan diri di hadapan superioritas Barcelona yang akan mereka jamu dalam partai akbar El Clasico jilid II musim ini.

Menjamu tamu dari Catalan, Zidane layak waspada—kalau tidak mau dianjurkan untuk khawatir. Dalam enam El Clasico terakhir, Madrid tidak pernah meraih kemenangan. Mereka hanya mampu bermain imbang tiga kali dan di tiga laga lainnya keok. Rasio golnya pun mengerikan: 11:4. Lebih mengerikan lagi, empat dari sebelas gol Barcelona itu dicetak di Bernabeu dan Ter Stegen selalu keluar dari Bernabeu dengan membawa pulang catatan cleansheet.  

Pasca kekalahan beruntun di Bernabeu pada 28/02/2019 dan 03/03/2019 lalu, keluarga besar Barcelona di seluruh dunia ramai-ramai menulis: Di dunia ini hanya Barcelona yang memiliki dua stadion. Camp Nou untuk pertandingan, Bernabeu untuk latihan!

Kebangkitan Barcelona akhir-akhir ini harus Zidane perhitungkan. Kendati kehilangan kesempatan di Copa del Rey dan bermain imbang di Liga Champions, Barca menyapu bersih semua partai La Liga di bulan Februari ini.

Mereka pun menunjukkan diri sebagai klub yang dihuni pemain-pemain hebat. Dalam enam partai terakhir Messi dkk mencetak tiga belas gol dan hanya kebobolan enam. Catatan itu tentu saja jauh lebih baik dari Madrid yang hanya mencetak sebelas gol dan kebobolan sepuluh gol.

Yang mengkhawatirkan ialah kenyataan bahwa delapan dari sepuluh kebobolan Madrid itu terjadi di Bernabeu. Entah diakui atau tidak, tuah Bernabeu telah lenyap, menjadi uap lalu hilang. Di Bernabeu yang tak (lagi) bertuah itulah Zidane akan menjamu Setien dan timnya.

Hidangan semacam apakah yang akan disajikan Zidane? Apakah makanan khas Prancis yang sederhana namun menjanjikan kenikmatan dan ditambah dengan sedikit kemagisan anggur tua di menit ke 90+3?

Akankah Ramos mampu menahan gerak laju Messi dan bisakah Benzema memaksa Ter Stegen memungut bola dalam jaring?

 

 

Semuanya akan tersaji di Bernabeu, Bernabeu yang tak lagi bertuah. Namun, Ramos percaya mereka akan menjadi lebih kuat karena seluruh stadion berada di belakang mereka. “Our fans’s backing makes us stronger and that has to show against Barcelona.”

Namun hanya ada satu hal yang mampu menolong Madrid dini hari nanti. Yang pasti itu bukan pemain keduabelas di tribun, melainkan tangan dingin Zizou.

Ya, hanya tangan dingin Zizou. Tangan dingin yang meramu racun dalam kenikmatan hidangan khas-sederhana ala Prancis.  

KOMENTAR