Geger di Manggarai Timur, Dua Anak SD Tewas Tenggelam di Kali  Wae Pelas

BORONG,INAKORAN.COM

Peristiwa naas menimpa dua orang anak Laki-laki, Oktavianus Saputra dan Ferdinandus Naju asal kampung Rewung, Desa Tango Molas, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bocah yang masih duduk di bangku kelas 6 Sd itu, tewas di kali Wae Pelas, sekitar pukul 17.00 Wita, pada (26/9/2022).

baca:  

DJPPR Terbitkan ORI022, Investasi Aman dan Menguntungkan

Kapospol Mano Manggarai Timur, Bripka Vinsiua Sahu pada (27/9/2022), membenarkan adanya kejadian yang menimpa  kedua anak yang masih duduk di bangku sekolah kelas 6 SD itu. Keduanya masih pelajar kelas 6 di SD Rewung, Desa Tango Molas, kecamatan Lamba Leda Timur, kabupaten Manggarai Timur.

Bripka Vinsen Menjelaskan bahwa kedua pelajar ini ditemukan oleh warga dalam kondisi sudah meninggal dunia. Keduanya langsung dievakuasi ke Puskesmas Desa Tango Molas.

Berdasarkan keterangan saksi, kata Bripka Vinsen, kedua korban bersama enam teman lainnya hendal pergi di kali Wae Pelas untuk berenang. Jarak dari Kampung Rewung Desa Tango Molas, menuju kali Wae Pelas sekitar 750 meter.

Kedua korban dan keenam teman mereka tiba di kali Wae Pelas (Tkp) sekitar pukul 14.00 wita, sampai di Tkp kedua korban membuka pakaian dan langsung melompat bersama kedalam kali, sedangkan keenam teman mereka masih berada  di pinggir kali.

Selang beberapa saat kemudian, kedua korban yang lompat ke dalam kali, tidak muncul di permukaan air.

Menyusul pristiwa itu, Kapospol Mano Bripka Vinsius Sahu Bersama Bhabinkantimas tiba di kampung Rewung, Desa Tango Molas dan tidak Melakukan olah Tkp, karena jenazah kedua korban sudah disemayamkan di rumah duka masing-masing.

Setelah dilakukan pemeriksaan luar tubuh kedua korban, oleh puskesdes Desa Tango Molas,  UPTD Puskesmas Lawir  tidak ditemukan belas luka ataupun kekerasan lain.

Keluarga kedua korban menolak untuk dilakukan otopsi terhadap anak mereka yang menjadi korban. Keluarga korban pun juga iklas menerima kematian dari kedua korban dan juga menganggap peristiwa ini menjadi musibah.

Penulis: Agustinus Ardi