Ini Penyebab Kenaikan IHSG

JAKARTA, INAKORAN
Para analis pasar modal Bursa Efek Indonesia (BEI) berpendapat bahwa kenaikan agresif IHSG didorong masuknya DSSA dan CUAN ke MSCI Standard Global Index yang memicu inflow asing signifikan, ditambah sentimen positif dari inflasi AS yang di bawah ekspektasi.
Potensi penurunan suku bunga The Fed pada September 2025 membuka peluang bagi sektor perbankan, properti, komoditas, consumer goods, dan ritel untuk dilirik investor.
Investor disarankan masuk secara bertahap saat harga masih murah atau mulai realisasi cuan jika keuntungan sudah optimal, sambil mengantisipasi potensi konsolidasi pasar
Kenaikan bobot itu selaras dengan potensi inflow asing dari passive fund ke pasar saham Indonesia sekitar 1,17 miliar dolar AS. Angka itu menjadi yang paling mencolok dibandingkan dengan emerging market lainnya yang rata-rata diperkirakan mencatatkan outflow.
Hal itu disebut memicu investor asing masuk sebelum rebalancing MSCI di akhir Agustus 2025. Seperti, net buy asing dalam dua perdagangan terakhir (11-12 Agustus 2025) sudah mencapai Rp3 triliun.
Kondisi inflow asing yang kembali masuk juga membuat indeks LQ45 kembali bergairah. Pasalnya, saham-saham pilihan asing dengan dana besar berada di saham-saham indeks paling likuid tersebut.
Kedua, sentimen positif pasar saham juga didorong oleh data inflasi Amerika Serikat yang di bawah konsensus market. Inflasi Amerika Serikat per Juli 2025 secara bulanan turun 0,2 persen, sesuai dengan konsensus.
BACA:
Menunggu Pengumuman MSCI Saham Berpotensi Ini Daftarnya
Namun, secara tahunan sebesar 2,7 persen atau di bawah konsensus yang ekspektasi ke 2,8 persen.
Kondisi inflasi AS yang melandai membuka peluang penurunan suku bunga The Fed pada 16-17 September 2025 menjadi terbuka lebar.
Dari Fed Rate Monitor Tool, suku bunga bank sentral Amerika itu memiliki probabilitas diturunkan pada September 2025 sebesar 93,6 persen.
Artinya, potensi penurunan hampir pasti dengan tren kenaikan probabilitas tersebut.
KOMENTAR