Jalan Trans Papua Sepanjang 422 Km Ditinjau Jokowi

Jakarta, Inako
Tak terbayangkan sebelumnya bahwa satu saat kota dan desa di tanah papua, akan terhubung jalan darat dengan pengerjaan hotmix. Puluhan tahun sejak NKRI merdeka, naik pesawat misionaris adalah salah satu jembatan kehidupan yang digunakan untuk sekedar bersua.
Selain pesawat misionaris ada kapal laut milik pemerintah tetapi tidak banyak dan jarak tempuh yang panjang membuat daerah ini minim kemajuannya.
"Jadi ini dari Trans Papua, dari Merauke-Sota-Boven Digoel, panjangnya 422 km. Dari Merauke ke Sota 78 km, ini tinggal 3 km yang belum selesai. Tanah di sini memang khas, tanahnya perlu pengerjaan khusus. Kami harapkan akhir bulan ini selesai," tegas Jokowi.
Presiden Joko Widodo meninjau pengerjaan salah satu ruas jalan Trans Papua, tepatnya ruas Merauke-Sota di Kabupaten Merauke, Papua, Jumat (16/11/2018).
"Saya ingin melihat langsung di lapangan karena dari data yang saya terima dari Merauke ke Boven Digoel itu jalannya berlumpur masih banyak sekali," kata Presiden dalam keterangan Sabtu (17/11).
Secara keseluruhan, ruas Merauke-Boven Digoel berjarak 422 kilometer (km). Sementara itu, ruas Merauke-Sota memiliki panjang 78 km dengan hanya 3 km sisa penyelesaian.
"Jadi ini dari Trans Papua, dari Merauke-Sota-Boven Digoel, panjangnya 422 km. Dari Merauke ke Sota 78 km, ini tinggal 3 km yang belum selesai. Tanah di sini memang khas, tanahnya perlu pengerjaan khusus. Kami harapkan akhir bulan ini selesai," lanjut Jokowi.
Adapun ruas Sota-Boven Digoel sepanjang 21 km ditargetkan rampung akhir tahun ini.
Jika sudah selesai, maka ruas Merauke-Boven Digoel dapat ditempuh dalam waktu delapan jam perjalanan. Sebelumnya, untuk menempuh jarak yang sama, diperlukan waktu hingga berminggu-minggu.
"Suatu waktu seorang mahasiswa pernah berujar: Ngapain Jokowi membangun jalan di Papua, alasan mahasiswa tersebut bahwa; di Papua tidak banyak mobil yang dimiliki masyarakat"
Jalan Trans Papua diharapkan mampu memangkas waktu tempuh distribusi barang, kebutuhan logistik, dan masyarakat. Dengan demikian, biaya distribusi dan logistik pun bisa menurun.
Meski ditargetkan selesai dengan cepat, tapi kualitas tetap menjadi prioritas utama. Pasalnya, biaya pemeliharaan jalan tidak murah.
"Selalu saya tekankan soal kualitas yang baik sehingga bisa dipakai lama. Biaya pemeliharaan jalan-jalan di tengah hutan kan juga mahal. Jadi kalau kualitasnya baik, sekian tahun bisa kita pakai terus," tegas Presiden.
Dalam peninjauan ini, Presiden didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
200084865
KOMENTAR