Klaim Fadli Zon Terkait 'Prabowo Effect' Tinggi di Pilkada 2018 Dianggap Gegabah

Sifi Masdi

Friday, 06-07-2018 | 17:23 pm

MDN
Pengamat Politik IPI Karyono Wibowo (kiri), Budayawan Eros Djarot (tengah) dan Mantan Gubernur Kalteng Teras Narang hadir sebagai narasumber dalam diskusi ‘Peta Kekuatan Capres Pasca Pilkada Serentak” di Balai Sarwano, Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (5/7/

Jakarta, Inako

Pengamat Politik sekaligus Direktur Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menganggap klaim Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon bahwa 'Prabowo Effect' dan isu ‘Gantipresiden’  berpengaruh sangat tinggi dalam Pilkada Serentak 2018 adalah gegabah, keliru, dan sangat subjektif.

Seperti diketahui, Fadli Zon menyebut hasil sementara pilkada 2018  di sejumlah wilayah menunjukkan kekuatan 'Prabowo Effect', pengaruh dari Prabowo Subianto. Fadli meyakini keinginan perubahan pemimpin. 

Pengamat Politik Indonesian Public Institute  Karyono [inakoran.com/sifi masdi]

 

"Ada beberapa hal yang menarik yang saya kira ini menunjukkan optimisme bahwa Prabowo effect itu cukup tinggi. Tentu saja ada pengaruh-pengaruh yang lain, mesin partai, tokoh-tokoh, ulama, habaib telah berperan penting dalam bentuk partisipasi dalam demokrasi," kata Fadli Zon usai halalbihalal keluarga besar Universitas Bung Karno (UBK), Jl Kimia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/6/2018). 

Menurut Fadli, pilkada serentak pada Rabu (27/6) sudah berjalan baik. Namun pihaknya masih menunggu real count bukan hitung cepat (quick count).

Menurut Karyono, aspek yang menentukan kemenangan seorang kontestan dalam Pilkada adalah logistik dan dukungan partai koalisi. Ia menyebut contoh Pilkada Jawa Tengah (Jateng). Kenaikan suara Sudirman Said di Jateng, terangnya, karena ada dukungan PKB yang berkoalisi dengan PKS dan Gerindra. Jadi bukan karena ‘Prabowo Effect’ atau isu ‘Gantipresiden’. Sekedar diingat, PKB merupakan partai kedua di Jateng setelah PDIP, yang mendapatkan pendukung terbanyak.

“Saya kira klaim Gerindra, PKS, dan Fadli Zon naiknya suara Sudirman Said di Jateng saat pencoblosan karena Prabowo Effec dan isu ‘Gantipresiden’, sangat keliru, gegabah, dan subjektif. Klaim itu justru mengabaikan peran PKB yang merupakan partai kedua yang memiliki pendukung terbanyak setelah PDIP di Jateng,” kata Karyono dalam diskusi bertemakan “Peta Kekuatan Capres Pasca Pilkada Serentak” di Balai Sarwano, Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (5/7/2018).

Ia juga menambahkan ‘Prabowo Effect’ di Jawa Tengah tidak berpengaruh pada suara pemilih dan peningkatan elektabilitas Prabowo. Ia mengacu pada hasil survei pada akhir Mei lalu yang menunjukkan elektabilitas  Joko Widodo (Jokowi) masih jauh di atas Prabowo Subianto.

Ia juga menyindir efektivitas ‘Prabowo Effect di Jawa Timur. “Kalau “Prabowo Effect’ tinggi, mengapa pasangan Gus Ipul-Puti yang diusung oleh PKS dan Gerindra di Jawa Timur kalah dari Khofifah-Emil,” tanyanya.

 


 

 

KOMENTAR