Konflik Antarwarga Kembali Meletus Di Jayawijaya

Binsar

Wednesday, 03-10-2018 | 16:07 pm

MDN
Ilustrasi [ist]

Wamena, Inako –

Warga dua distrik berbeda, yaitu Distrik Libarek dan Yalengga di Kabupaten Jayawijaya, Papua, kembali terlibat dalam konflik, Selasa (2/9/2018) siang. Akibatnya, dua orang meninggal dunia dan tujuh orang lainnya mengalami luka-luka.

Dua warga yang meninggal dunia diduga terkenal senjata tajam seperti parang, sedangkan tujuh warga lainnya diduga terkena senjata tradisional yaitu anak panah.

Saat dikonfriamsi media, Wakil Bupati Jayawijaya John R Banua, di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya mengaku belum menerima laporan resmi dari pihak keamanan terkait jumlah pasti korban.

"Yang kita tahu (saat memantau ke RSUD Wamena) baru ada di kamar mayat dua jenazah, dan sekitar tujuh orang luka-luka. Kita belum terima informasi karena pihak keamanan masih evakuasi pasien yang luka dari Distrik Libarek Maupun Yalengga," kata Wabup John.

Wabup mengimbau kedua belah pihak yang terlibat konflik agar tidak melanjutkan perang. "Kami dari pemkab imbau masyarakat untuk perang suku yang terjadi hari ini, kalau bisa pihak keluarga yang lain jangan ikut campur dahulu," katanya pula.

 

 

Ia memastikan pemerintah melalui RSUD Wamena sedang menangani korban luka-luka. "Saya berharap masyarakat jangan balas-balasan, agar permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik," katanya.

Belum diketahui pasti asal mula aksi saling mengawasi antarwarga dua distrik ini. Berdasarkan pantauan di lapangan, sekelompok warga salah satu distrik membuat dua blokade berlapis di jalan antarkabupaten Jayawijaya-Mamberamo Tengah dan Kabupaten Yalimo.

Akibat blokade yang dibentuk oleh warga bersenjata tradisional seperti parang maupun panah dan busur, sejumlah pengguna jalan terhambat untuk pergi maupun datang.

Namun, polisi menyebutkan blokade itu sudah dibubarkan dan aktivitas kendaraan sudah normal kembali.

KOMENTAR