Krisis Air Bersih Mulai Melanda Banyumas

Binsar

Friday, 07-06-2019 | 17:30 pm

MDN
Petugas BPBD mendistribusikan air bersih kepada warga Desa Karanganyar, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Senin (20/5) [ist]

Purwokerto, Inako –

Dampak musim kering mulai dirasakan warga Banyumas Jawa Tengah dalam dua minggu terakhir. Mereka mulai mengalami krisis air bersih untuk keperluan sehari-hari.

Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas menyebutkan, hingga saat ini sudah enam desa di wilayah setempat yang mulai mengalami krisis air bersih menyusul curah hujan yang terus menurun.

"Hingga hari ini sudah enam desa yang mulai mengalami krisis air bersih," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas, Ariono Poerwanto di Banyumas, Jumat. \

Keeanm desa tersebut adalah Desa Banjarparakan Kecamatan Rawalo, Desa Nusadadi Kecamatan Sumpiuh, Desa Karanganyar, Kecamatan Patikraja dan Desa Kediri, Kecamatan Karanglewas. Selain itu, Desa Srowot, Kecamatan Kalibagor dan Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang.

"Permintaan pendistribusian air bersih dari warga Desa Srowot, Kecamatan Kalibagor dan Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang masuk ke kami pada H-1 Lebaran 2019," katanya.

Dia menambahkan, pihaknya sudah menyalurkan air bersih ke desa-desa yang terdampak kekeringan guna membantu warga yang membutuhkan.

Sebelumnya, dia juga menyampaikan akan tetap menyiagakan tim selama libur Lebaran 2019 untuk mengantisipasi kekeringan dan krisis air bersih. "Tim kami tetap siaga selama libur Lebaran untuk menghadapi kemungkinan adanya permintaan dari masyarakat yang membutuhkan air pendistribusian bersih," katanya.

Untuk itu, kata dia, bagi masyarakat yang di wilayahnya mengalami krisis air bersih dan kekeringan bisa menyampaikan informasi ke Kantor BPBD Banyumas.

"Walaupun libur Lebaran, namun tim kami tetap siaga sehingga masyarakat jangan ragu melaporkan jika di wilayahnya mengalami kekeringan," katanya.

Hingga saat ini, kata dia, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap wilayah-wilayah di Kabupaten Banyumas yang berpotensi mengalami kekeringan.

KOMENTAR