Krisis Air Melanda Kuningan, Warga Terpaksa Gunakan Air Kali Kotor

Binsar

Wednesday, 01-08-2018 | 15:48 pm

MDN
Ilustrasi [ist]

Kuningan, Inako –

Musim kemarau diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir September. Namun, dampak dari kekeringan itu, sudah terasa di mana-mana.

Seperti yang dialami warga di Desa Cirekum, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kekeringan yang melanda wilayah itu dalam bulan terakhir ini mengakibat warga di daerah itu mengalami krisis air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Akibatnya, sejumlah warga terpaksa menggunakan air kali yang terlihat kotor untuk keperluan mandi dan cuci. Meski kotor dan berbau menyengat, warga di sejumlah desa di kabupaten ini tidak mempunyai pilihan lain, karena sumber mata air yang ada sangat terbatas dan debit air di beberapa sumber mata airpun kian mengecil karena kemarau panjang.

Setiap harinya, masyarakat hilir mudik melakukan aktifitas mencuci dan mandi di sungai yang kotor ini. Kali yang airnya berwarna hijau pekat ini menjadi satu-satunya harapan warga untuk keperluan sehar-hari.

Ilustrasi [ist]


Sebagian besar warga mengaku tak memiliki pilihan lain selain menggunakan air di kali yang tak pernah mengering di musim kemarau ini. Meski sering diserang gatal dan penyakit kulit warga yang tak memiliki sumber resapan air setelah sumur kering tetap beraktifitas dan menggunakan air kali kotor tersebut.

"Sementara untuk keperluan minum dan masak, kita harus mengeluarkan uang Rp5 ribu guna membeli air setiap jeriken," ujar Asmani, warga setempat.

Meski daerah Kuningan berada di bawah Gunung Ciremai, namun posisi itu ternyata tidak menjamin warga daerah itu bebas dari krisis air, seperti yang sedang dialami saat ini.

KOMENTAR