Melirik Danau Tiga Warna, Dari Pusat Flores ( Bagian 2)

Hila Bame

Sunday, 21-03-2021 | 19:35 pm

MDN
Rony, Wartawan INAKORAN.COM di kawasan Danau tiga warna Kelimutu

 


Ende,Inakoran.com 


Saat itu di lapak parkir,  Inakoran.com sempat canda ria bersama seorang ibu pedagang tenun ikat yang sedang serius menawarkan barang daganganya kepada para pengunjung.


“Anda datang di saat yang tepat, saat ini pengunjung sepi sehingga bisa menikmati kendahan dan kesejukan di danau kelimutu  “ kata Ibu Martina Denu  kepada Inakoran.com  menyapa dalam samar dalam tentengan selendang dan tenun ikat  lokal lio, semua pemandangan hutan sekitar  terlihat samar dalam balutan kabut pukul  08.30 Wita .


Rony, Wartawan INAKORAN.COM  di kawasan Danau tiga warna Kelimutu

 

 

Tak ada alasan yang lebih bagus untuk  selain berada semangat pagi menuju ke puncak Kelimutu untuk melihat  matahari tetap bersinar diantara awan yang menutupi danau kelimutu  sembari menyeruput kopi suguhan mama Martina.


BACA:   

Melirik Danau Tiga Warna, Dari Pusat Flores ( Bagian 1)

 



Mama Martina  menyarankan saya berangkat lebih dini ke puncak, sebelum hujan tiba . Sepertinya firdaus di puncak kelimutu  dibuat pada waktu pagi, membuat batin serasa tenang dari kecemasan akan virus covid 19.

 

Batu-batu vulkanis dan pepohonan terlihat pudar saat saya mendaki barisan anak tangga kecil. Di puncak, saya duduk dan merasakan tiupan angin dingin yang menyimpan embun. Secara perlahan, kabut terusir. Ketiga danau Kelimutu terlihat kian menganga menghadap langit. 


Letusan pada 1830, disusul dua letusan lain di 1869 dan 1870, melahirkan tiga kawah dengan nama Tiwu Ata Mbupu, Tiwu Ata Polo, dan Tiwu Nuwa Muri Ko’o Fai.

Menurut kepercayaan Suku Lio, arwah manusia bersemayam di kawah Kelimutu. Kawah mana yang dipilih bakal disesuaikan dengan perbuatan almarhum semasa hidup.

Tiwu Ata Mbupu dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah kaum sepuh yang bijaksana;

Tiwu Nua Muri Ko’o Fai dihuni arwah kawula muda; sedangkan Tiwu Ata Polo yang berwarna merah pekat menampung roh-roh dari jiwa yang jahat.

Langit di timur memerah. Danau-danau vulkanis tampak kian tegas. Matahari menembus lapisan kabut di pegunungan yang berlapis. 

 Suara burung  bersiul  dari permukaan danau dan mengusik keheningan.

Masyarakat sekitar menyebutnya burung arwah.

Menurut cerita warga  Burung penuh misteri  itu memiliki  beragam bunyi kicauan. Kadang siulan  seruling  yang ditiup dengan melodi indah menambah keheningan ketika menikmati kesjukan dan kesegaran udara di puncak kelimutu.


Saya ingin sekali mendekati sumber siulan tersebut ,masyrakat lokal yang sempat berkunjung tersebut hanya tersenyum dan hanya bilang bahwa burung di kelimutu sperti itu sudah. 

Diatas pohon tanpak bertengger  diatas pohon  seukuran burung pipit warnananya mencolok hitam. (Bersambung)

KOMENTAR