Opsi Putin Untuk Ukraina: Senjata Nuklir Atau Menerima Kekalahan

Jakarta, Inakoran

Presiden Rusia Vladimir Putin, belum lama ini memberi dua opsi kepada Ukraina untuk mengakhiri perang berkepanjangan yang dimulai 24 Februari lalu. Dua opsi dimasksud adalah senjata nuklir atau menyerah kalah.

Opsi itu disampaikan Putin menyusul rumor yang meyebut bahwa kesehatan presiden semakin memburuk.

Sejak awal invasi ke wilayah Ukraina oleh pasukan Vladimir Putin, ada spekulasi bahwa catatan resmi menyembunyikan berbagai masalah kesehatan presiden Rusia.

Dalam beberapa pekan terakhir, desas-desus telah meningkat bahwa ia akan "segera" bahkan tidak dapat menghadiri pertemuan, itulah sebabnya, menurut oposisi, presiden terpecah antara menerima kegagalan perang atau menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

Frustrasi atas perang

Berita itu telah dilaporkan oleh Daily Mail, yang mengklaim bahwa saluran Telegram yang digunakan oleh oposisi Rusia mengatakan bahwa Putin mungkin mempertimbangkan untuk mengembalikan wilayah yang diinvasi atau menempuh rute ekstrem menggunakan senjata nuklir.

Ini karena, menurut lawan Putin, hampir 65.000 tentara, pejuang separatis dan anggota tentara swasta telah kehilangan nyawa mereka dalam perang dengan Ukraina.

Menurut saluran Telegram oposisi, pegawai negeri Rusia diperingatkan akan kemunduran presiden yang akan segera terjadi.

"Dalam waktu dekat, presiden tidak akan dapat secara pribadi mengadakan pertemuan atau mengambil bagian dalam acara-acara besar," kata mereka, karena Putin dikatakan menderita kanker dan masalah kesehatan serius lainnya.

Alasan atas ketidakhadiran Putin

Kubu Oposisi Rusia mengklaim bahwa ketidakhadiran Putin yang diberitakan karena COVID-19, hanyalah alasan untuk mengalihkan perhatian publik Rusia dari sorotan terhadap Putin.