Papua jadi tempat berkembangnya sel2 pro ISIS

JAKARTA, INAKORAN
Bagaimana Sel Pro-ISIS Muncul Di Papua
Penangkapan lebih dari selusin tersangka teroris pada tahun 2021 di Merauke, Papua – semuanya non-Papua dari Sulawesi dan Jawa – merupakan perpanjangan paling serius dari pengaruh ISIS ke Papua hingga saat ini.
BACA:
Fakta-Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Merauke, Ada Ibu Muda Diduga Terlibat
“Bagaimana Sel Pro-ISIS Muncul Di Papua”, laporan terbaru dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), meneliti bagaimana sel Merauke berkembang dan langkah-langkah apa yang dapat membantu memperkuat pertahanan terhadap kelompok-kelompok tersebut.
“Sel Merauke menunjukkan bagaimana ideologi ekstremis menyebar melalui media sosial, pernikahan dan migrasi,” kata Sidney Jones, Penasihat Senior IPAC. “Tokoh kunci dalam sel ini adalah seorang pria dari Jawa Timur, yang berhubungan dengan seorang propagandis di Suriah, yang mampu menghubungkan pengikutnya dengan pendukung ISIS di Makassar.”
Laporan baru ini menelusuri sejarah ISIS di Papua. Sel Merauke merupakan sel ketiga yang dibobol polisi.
Sebelumnya, ada upaya satu orang yang gagal untuk merekrut orang ke Timika pada 2017-18; dan pelarian belasan pria dari sel pro-ISIS di Lampung, Sumatera pada Juni 2018, setelah pemimpin mereka ditangkap. Dalam kasus pertama, perekrutan gagal karena tidak ada yang mau pindah ke daerah konflik yang terpencil. Kedua, buronan memilih Papua hanya karena jaraknya yang paling jauh.
Kelompok Merauke memiliki kehadiran terkuat dari ketiganya, yang dibangun di atas kelompok belajar berbasis masjid yang telah dimulai pada tahun 2015.
Salah satu aspek yang paling mencolok dari kelompok Merauke adalah bahwa beberapa anggotanya adalah mantan Salafi. Tidak ada kemajuan yang tak terhindarkan dari Salafisme ke kekerasan dan telah ada perlawanan kuat terhadap jihad kekerasan dan khususnya terhadap ISIS di komunitas Salafi, dengan beberapa pengecualian besar. Namun kasus Merauke menunjukkan bahwa crossover bisa terjadi jika ada pemimpin dengan kredensial agama yang kuat, yang bisa membuat kasus persuasif kepada calon pengikutnya.
“Sel Merauke menunjukkan bahwa Papua jelas berada di layar radar berbagai kelompok ekstremis sebagai daerah perekrutan, pelatihan dan perlindungan,” kata Jones. “Jumlahnya kecil dan semua upaya kekerasan telah gagal, tetapi penangkapan ini masih bisa menjadi awal dari upaya yang lebih intensif untuk memperkuat ketahanan terhadap ekstremisme di Papua.”
TAG#TERORIS PAPUA, #TERORIS ASAL JAWA DAN MAKASAR
190327189
KOMENTAR