Pedagang Lemang Jakarta Rasakan Berkah Ramadhan

Binsar

Tuesday, 14-05-2019 | 09:35 am

MDN
Ilustrasi seorang wanita penjual lemang [ist]

Jakarta, Inako –

Bulan Ramdhan ternyata menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang lemang di di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat. Hal itu paling tidak dialami Nuraini (30), seorang pedagang lemang bambu dan nasi kapau di Jalan Kramat Raya, Senin.

"Alhamdulillah penjualannya meningkat, sehari biasanya terjual 15 buah, bulan puasa seperti ini bisa 30 buah bahkan lebih," katanya.

Lemang di kawasan Jalan Kramat Raya, kata Nuraini, dijual dengan harga satuan antara Rp30.000 sampai Rp35.000.

Sejumlah pedagang lemang di kawasan ini mengaku, saat Ramadhan angka penjualan lemang di kawasan itu naik hingga dua kali lipat dari hari biasa.

Nuraini mengaku, dirinya sudah menjual lemang selama 25 tahun bersama keluarga. Selama Ramdhan, omzet penjualan lemangnya bisa naik sampai 100 persen.

"Kalau hari biasa pendapatan kisaran Rp500 ribu, kalau Ramadhan bisa mencapai Rp1 juta lebih," katanya.

Anik, pedagang lemang lain di Jalan Kramat Raya, juga merasakan kenaikan omzet penjualan.

"Kalau sehari biasanya menyediakan 20 masih sisa 10 buah, bulan puasa seperti ini 20 bisa habis, bahkan kadang sampai minta pedagang sebelah," katanya.

Lemang dibuat dari beras ketan dan santan kelapa lalu dibungkus dengan daun pisang dan dimasukkan ke dalam bambu kemudian dibakar selama empat jam.

"Ini cuma pakai garam saja, jadi tanpa pengawet, karena dalam bambu dan dibakar lama jadi walau pun sore tetap hangat, ini juga bisa tahan hingga dua hari," Nuraini menerangkan.

Anik menjelaskan lemang biasanya dimakan bersama tapai, atau rendang, atau opor ayam, atau durian.

"Jadi memang sesuai dengan selera masing-masing saja, lemang gurih biasa dimakan dengan yang manis," katanya.

KOMENTAR