Pelaku UKM di Aceh Barat Butuh Akses Pasar

Binsar

Friday, 22-03-2019 | 08:00 am

MDN
Pelaku UKM di Aceh Barat terkendala akses pasar [ist]

Meulaboh, Inako –

Pertumbuhan usaha kecil menengah (UKM) di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh begitu pesat. Para pelaku UKM memproduksi berbagai produk kerajinan yang khas dan indah.

Namun, seiring pertumbuhan UKM yang pesat, para pelaku dihadapkan dengan kendala pasar. Mereka memiliki akses pasar yang terbatas sehingga menyulitkan mereka memasarkan produk hasil keraninan mereka. Untuk itu, mereka berharap pemerintah setempat memabntu mereka membuka akses pasar guna menjual hasiul kerajinan para pelaku UKM daerah itu.

"Kalau dibilang tidak berkembang, tidak juga. Masyarakat ada yang membeli, namun untuk akses pasar lebih luas, kami belum punya," kata perajin Mandiri Keramik, di Desa Peunaga Cut Ujong, Kecamatan Meureubo, Ardiansyah, di Meulaboh, Kamis.

Dengan bahan baku semen, usahanya tersebut mampu memproduksi berbagai hasil kerajinan hasil olahan seperti piring hias, guci hias, celengan, kursi dan meja teras hias, tempat payung hias, pot bunga dan boneka souvenir.

Setiap produk dihasilkan itu bernilai jual dengan harga termurah Rp5 ribu per unit sampai harga termahal Rp1,5 juta per unit, namun hingga saat ini, Ardiansyah, mengaku kesulitan untuk meningkatkan produksinya akibat terkendala modal.

Jangkauan pasar selama ini hanya untuk daerah setempat, nilai penjualan terkadang tidak mampu menutupi modal untuk pembelian bahan baku serta alat kerja seperti untuk pembelian cat dan sebagainya.

"Untuk juga benda keras, jadi tidak terikat waktu harus laku terjual setiap hari atau per minggu. Selama ini hanya dijual di Meulaboh dan beberapa kabupaten tetangga, dibawa langsung oleh pekerja," sebutnya.

 

KOMENTAR