Pemerintah Dinilai Masih Galau Terkait Kebijakan Harga BBM

Sifi Masdi

Friday, 12-10-2018 | 08:29 am

MDN
SPBU Pertamina [ist]
"Pemerintah dinilai masih galau dalam memutuskan kenaikan harga BBM, khususnya jenis premium."

 

Nusa Dua,  Inako

Pemerintah galau saat memutuskan untuk menaikkan atau mempertahankan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium. 

Padahal pemerintah melalui Kementerian ESDM rencananya akan menaikkan harga premium pada (10/10) pukul 18.00 WIB. Namun dibatalkan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan satu jam setelah konferensi pers kenaikan digelar. 

Pembatalan disebut karena menunggu Pertamina untuk memperhitungkan dan menyiapkan diri untuk menjalani kenaikkan. 

Menteri BUMN Rini Soemarno buka suara, dia menyebut memang ada kesalahan dalam pengambilan keputusan tersebut. Sementara itu Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengaku dibutuhkan penyesuaian sistem untuk kenaikkan harga BBM itu. 

PT Pertamina (Persero) membantah tak siap untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) premium.

"Ini bukan masalah siap atau nggak siap. Kan yang disampaikan ada beberapa hal, Premium kan BBM khusus penugasan, ada ketentuan yang penetapan harganya harus dilakukan dengan koordinasi dengan tiga menteri," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di Hotel Inaya Nusa Dua, Bali, Kamis (10/11/2018). 

Dia menyampaikan, terkait penetapan harga ada sejumlah variabel yang harus digunakan. Misalnya Pertamina menghitung kemampuan daya beli masyarakat, hal itu dilakukan Pertamina dengan cara melakukan survei langsung ke lapangan. 

"Kita ketahui bagaimana kemampuan daya beli dari customer kita, karena kan ada customer yang daya belinya terbatas ini customer premium yang loyal ke Pertamina," imbuh dia.

Nicke menyebut, Pertamina menyampaikan hasil kajian tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) hingga data penjualan Premium ke masyarakat. 

Lalu ia menyebutkan, sebelum pengumuman kenaikan yang akhirnya dibatalkan. Dirinya juga sudah bertemu dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan.

"Ya sebelumnya saya bertemu pak Jonan kan di sini (Bali) juga. Diinfokan kami perlu waktu juga untuk set up itu, seperti dengan tim IT, lalu SPBU kita kan banyak juga. Memang kami perlu waktu untuk mekanismenya lah," imbuh dia. 

Menurut Nicke pemberlakuan kenaikan harus disesuaikan dengan aturan yang sudah dikeluarkan. "Jadi yang penting hari ini premium tidak naik, regulasinya sudah jelas penetapan harga khusus untuk premium," imbuh dia.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno buka-bukan soal harga BBM Premium batal naik. Menurut Rini memang ada kesalahan terkait pengumuman kenaikan harga BBM kemarin sore, Rabu (10/10/2018).

Pengumuman kenaikan harga BBM tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di Nusa Dua, Bali. 

"Nah pada sore itu memang belum dikomunikasikan, memang ada kesalahan, karena saya kan ada di Palu. Saya ke Palu, ke Sigi, itu tidak ada komunikasi waktu di Sigi. Kalau Palu kan sudah lancar komunikasinya. waktu saya ke Sigi itu menghilang sama sekali, habis itu berangkat ke sini (Bali)," ujar Rini usai acara penandatanganan kerja sama financing & investas di Hotel Inaya Nusa Dua Bali, Kamis (11/10/2018).

Rini menjelaskan memang sejak awal yang akan dinaikkan adalah harga BBM non penugasan, yaitu Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Kenaikan harga BBM penugasan bisa membantu keuangan Pertamina menghadapi lonjakan harga minyak dunia, cuma Rini justru mendapat kabar harga Premium dinaikkan.

"Kan pagi itu baru saja kenaikan di Pertamax, Pertamax turbo, Dexlite itu kan sudah naik. kemudian kita komunikasikan. Kok kemudian ada yang premium, dari sejak awal pemikirannya ini dengan kenaikan ini, adjustment Pertamax ini sudah sangat membantu kepada Pertamina," tutur Rini.

 

Baca juga :


 

 

 

KOMENTAR