Pengamat Nilai  Jokowi akan Pilih Cawapres dari Non Partai

Sifi Masdi

Tuesday, 10-07-2018 | 12:39 pm

MDN
Muahaimin Iskandar, Romahurmuziy, Airlangga Hartarto [ist]

Jakarta, Inako

Pengamat politik Saiful Mujani Research Center (SMRC), Djayadi Hanan mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan lebih memilih calon wakil presiden (Cawapres) dari kalangan non partai. "Kemungkinan cawapres Jokowi di luar orang partai lebih besar," kata Djayadi  di Jakarta, Selasa (10/7/2018).

Menurut Djayadi, kemungkinan itu dilakukan oleh Jokowi untuk menghindari kecemburuan bagi partai koalisi jika Jokowi memilih cawapres dari partai. Saat ini Jokowi diusung lima partai koalisi yaitu PDIP, Golkar, Hanura, Nasdem dan PPP.

Ia menambahkan, jika Jokowi memilih Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang sudah membentuk gerakan Golkar Jokowi (Gojo), misalnya, akan menimbulkan kecemburuan terutama partai Islam seperti PPP dan PKB yang menyodorkan Muahaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres. Begitupun sebaliknya, bila Jokowi memilih Ketum PPP Romahurmuziy atau Cak Imin, maka hal ini juga akan memicu kecemburuan khususnya Golkar sebagai partai dengan suara terbesar dalam koalisi.

Dengan mengacu pada pertimbangan tersebut, Djayadi yakin bahwa Jokowi  akan berusaha mengombinasikan capres-cawapres antara nasionalis dan relegius. "Karena bagaimana pun, suara-suara dari kalangan keumatan dan santri sangat menentukan."

Menurut Djayadi cawapres dari non partai menjadi pilihan yang tepat bagi Jokowi untuk menjaga kesolidan partai koalisi. Agar tidak ada keinginan partai yang tidak terpenuhi. Maka, Jokowi harus memperhatikan aksebilitas cawapres dari non partai supaya diterima oleh partai pendukung. "Jika nanti cawapres Jokowi orang non partai, maka aksebilitasnya harus tinggi."

Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi mengaku sudah mengantongi nama cawapres yang akan mendampinginya dalam Pilpres 2019 nanti. Jokowi berjanji aka mengumumkan calon pendampingan itu pada saat yang tepat.

 


 

 

KOMENTAR