PKB Indramayu dan Pileg 2024

Oleh : Adlan Daie
Analis politik Indramayu.
JAKARTA, INAKORAN
Duet kepemimpinan baru PKB Indramayu H. Juhadi Abdullah, ketua dewan syuro, dari generasi "santri par exellence" bersama Amroni Al kautsar, ketua dewan tanfidz dari rumpun generasi milenial NU adalah pilihan "tandem" relatif ideal untuk membawa harapan baru bagi masa depan PKB Indramayu.
Tulisan ini tidak buru buru memberikan pujian karena ujian sesungguhnya adalah pileg 2024 masih cukup jauh kecuali sekedar beberapa "catatan kaki" untuk road map desain kerja pemenangan yang lebih membumi dan tidak bombastis berbasis kekuatan market share elektoral PKB dan kemungkinan pola pola penetrasi baru untuk perluasannya.
PKB sebagaimana temuan riset survey Saeful Mujani, seorang pakar dan peneliti politik, adalah satu dari sedikit partai di era reformasi yang paling kuat "Party Identification" nya, disingkat "Party Id".
Yakni komponen psykhologis yang mengukur derajat kedekatan pemilih dengan pilihan partai. PKB paling kuat menjadi identitas pilihan politik di basis pemilih tradisional lingkungan sosial santri.
Di sini PKB ditempatkan sebagai elemen terpenting dalam persepsi pilihan pemilih. Komponen caleg bersifat komplementer terhadap partai meskipun sistem pemilu proporsional terbuka murni.
Dalam konteks kekuatan "Party Id" itulah (meskipun sedikit mulai menurun derajatnya) PKB relatif tidak tergantung pada popularitas caleg tertentu.
Kerangka analisa ini bukan untuk menafikan peran caleg sebagai kontributor elektoral partai tetapi personalisasi kerja elektoral caleg harus diletakkan secara simultan dalam konstruksi menghidupkan konektivitas kerja kolektif struktural.
Perspektif desain kerja dengan "double track" ini sekaligus PKB akan mampu mendulang dan memperluas insentif elektoral secara maksimal. Personalisasi elektoral kepada caleg tidak akan naik secara "otonom" kecuali tumbuh bersama dengan kerja struktural terhadap elektoral partai.
Pengalaman PKB Indramayu di bawah kepemimpinan H.Dedi Wahidi di pileg1999 dan pileg 2004 (dengan varian sedikit berbeda) yang mampu "memaksa tanpa ampun" struktural partai bekerja hingga ke level struktur terbawah, anak ranting, dapat diadaptasi untuk menguatkan komponen psykhologis pemilih terhadap PKB tentu dengan "subsidi" penetrasi baru untuk memperluas basis elektoral partai yg dirancang simulatif pemetaannya dengan kerja personal caleg.
Konstruksi inilah yang harus di desain duet H. Juhadi Abdillah dan Amroni, pemimpin baru PKB dalam peta jalan menuju pileg 2024 untuk mendulang basis elektoral.baru di tengah proses transisi yang bimbang dari.rejim partai Golkar ke rejim baru PDIP.
Peta update survey secara nasional di mana PKB di tiga besar sejauh
(Semoga tidak) dalam dinamika ke depan tidak ada konflik internal dan isu isu korupsi yang menindihnya secara viral adalah modal optimisme luar biasa untuk kerja kolektif elektoral partai dan mudah memantik gairah "inner power" para caleg nya untuk memulai langkah penuh harapan.
Selamat bekerja. Ikhtiar maksimal tidak akan mengkhianati hasil akhir.
Wassalam !
TAG#PKB Indramayu dan Pileg 2024, #ADLAN DAIE
190314134
KOMENTAR