Program Inovasi Desa Mulai Diterapkan Di Kaltim

Binsar

Wednesday, 01-08-2018 | 09:47 am

MDN

Samarinda, Inako –

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mulai menerapkan Program Inovasi Desa (PID) yang dicetuskan Pemerintah Pusat sebagai salah satu cara memajukan perekonomian desa di seluruh daerah di Indoenesia.

Asisten I Sekretaris Provinsi Kaltim, M. Sabani mengatakan, Program Inovasi Desa adalah suatu keharusan bagi pemerintah desa dalam mengembangkan perekonomian desanya.

Ilustrasi Desa Inovasi [ist]

 

"Kehidupan tanpa inovasi, akan jadi monoton. Karena itu, PID ini merupakan langkah positif dalam menggali potensi ekonomi desa," tandasnya, saat memberikan sambutan dalam pembukaan Sosialisasi Penyedia, Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD) di Samarinda, Selasa.

Ia menuturkan bahwa salah satu kunci keberhasilan suatu negara, bahkan daerah adalah berkembangnya inovasi dan kreativitas pemerintah bersama masyarakat dalam mengelola pembangunan nasional.

Dalam kerangka ini, maka penyediaan anggaran pembangunan oleh pemerintah dilakukan berlandaskan perencanaan yang memiliki daya terobosan baru, termasuk perencanaan pembangunan dengan satu prinsip utama, yakni memiliki aspek kemanfaatan bagi masyarakat.

Dikatakan, pada 2019 pemerintah sudah berkomitmen untuk menaikan alokasi Dana Desa (DD) sebagaimana diamanatka dalam UU Desa.

DD yang semakin meningkat jika tidak diikuti dengan distrupsi atau rekayasa baru dalam perencanaan dan penganggaran, maka masyarakat desa hanya akan menjalankan pembangunan desa yang monoton dan cenderung berorientasi pada progres penyerapan.

contoh inovasi desa [ist]

 

Sebagai contoh, dalam upaya pengembangan produk unggulan desa, selalu yang menjadi persoalan yang mengemuka adalah aspek permodalan.  "Padahal kebutuhan sejatinya bukan pada permodalan semata, tapi kreativitas dalam mengembangkan produk ekonomi serta strategi pemasarannya,"ucap Sabani. 

Berangkat dari beragam teori yang ada, desa-desa merupakan penghasil utama komoditas pertanian yang dikembangkan oleh masyarakat sebagai sumber penghidupan pokok, namun pola pemasaran produk pertanian desa mayoritas masih bersifat konvensional dengan orientasi untuk pemenuhan kebutuhan dasar sesaat.

KOMENTAR