Relawan Jodoh Dukung Moeldoko Jadi Cawapres Jokowi

Sifi Masdi

Thursday, 19-07-2018 | 11:59 am

MDN
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko [ist]

Bandung, Inako

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko merupakan salah satu nama yang diisukan menjadi calon kuat untuk disandingkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019 selama beberapa bulan terakhir ini. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Relawan Jokowi (Joko Widodo)-Moeldoko Hebat (Jodoh), Ivan Pandapotan Purba.

Ivan mengklaim bahwa dua bulan terakhir wacana menyandingkan Moeldoko sebagai cawapres Jokowi makin menguat.

“Pengamatan kami bahwa tren pasangan Jokowi-Moeldoko makin positif. Dan branding Jodoh ini sudah sangat populer karena enak didengar telinga. Kalau orang berjodoh itu mantap, habis jodoh, menikahi,” kata Ivan dalam konfrensi pers di Bandung, minggu lalu.

Kelompok relawan ini mendeklarasikan dukungannya pada Moeldoko sejak awal Mei 2018  di Bandung. Menurut Ivan, dari pengamatan relawan, ada sejumlah alasan menguatnya dukungan pada Moeldoko menjadi pendamping Jokowi.

“Masyarakat berfikir bahwa kalau pilpres itu nanti, tantangan kampanye Jokowi lebih berat. Terpilih pun akan lebih berat lagi. Jadi butuh sosok pemimpin yang kuat backup Jokowi. Profil itu ada di Moeldoko,” ujar dia.

Ivan mengklaim masyarakat tertarik dengan figur Moeldoko selain karena latar belakang militernya, jejak rekam mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia itu relatif  bersih.

“Orang tertarik mencalonkan Moeldoko karena rekam jejaknya yang clear. Tidak terlibat kasus HAM, korupsi, moral, dan isu-isu murahan. Bersih dari gosip,” kata dia.

Ia juga mengatakan bahwa harta kekayaan Moeldoko juga masuk akal dengan latar belakang mertuanya sebagai pengusaha konstruksi dan transportasi. Kedua anak Moeldoko pun, ujar dia, tidak terlibat bisnis dan proyek memanfaatkan jabatan orang tuanya.

“Kita tahu anak pejabat terlibat proyek, dan akhirnya kasus. Anak-anaknya (Moeldoko) tidak bermain di seputar kedudukan ayahnya,” kata dia.

Menurut Ivan satu-satunya kelemahan Moeldoko hanya sulit tersenyum. “Kurang satu. Kurang seyum, mukanya sering ditekuk."

Latar belakang militer Moeldoko dianggap pas buat pendamping Jokowi. “Masyarakat lebih senang tentara karena tentara sekarang berbeda dengan zaman Orba. Tentara sekarang di ajarkan profesionalisme, HAM, dan demokrasi. Dan ada Undang-Undang 34/2014 (tentang TNI), udah gak bisa macam-macam kaya dulu,” tambah dia.

 

 

KOMENTAR