Rusia Pastikan Akan Mempublikasikan Informasi Uji Klinis & Pra-Klinis Vaksin COVID-19

Binsar

Friday, 14-08-2020 | 17:40 pm

MDN
Ilustrasi

Moscow, Inako

Rusia mengatakan akan segera mempublikasikan informasi tentang uji praklinis dan klinis dari vaksin virus korona ‘SputnikV’ menyusul meluasnya kritik dari berbagai negara terkait klaim penemuan vaksin oleh negara itu.

Rusia pada hari Jumat mengatakan akan segera mempublikasikan informasi tentang uji pra-klinis dan klinis dari vaksin pertama negara itu terhadap virus corona baru.

 

Menurut kantor berita Sputnik, Menteri Kesehatan Mikhail Murashko telah memastikan bahwa Moskow akan mempublikasikan data uji coba vaksin dalam beberapa hari mendatang.

Sementara itu, dokter pernapasan terkemuka Rusia, Profesor Alexander Chuchalin, mengundurkan diri dari dewan etika kementerian kesehatan karena 'pelanggaran berat' terkait dengan pendaftaran vaksin.

Mengutip Murashko, laporan itu mengatakan bahwa kritik terhadap vaksin COVID-19 Rusia sebagian besar terkait dengan kurangnya informasi uji coba yang tersedia tentang uji coba tersebut, meskipun jab yang terdaftar sebagai 'Gam-COVID-Vac' telah menjalani dua uji coba, dengan sukarelawan yang menunjukkan kekebalan terhadap virus.

 

"Dalam beberapa hari mendatang, mungkin, Senin, informasi tentang uji pra-klinis dan klinis akan dipublikasikan," kata Murashko, mengutip timesnownews, Jumat.

Presiden Vladimir Putin pada hari Selasa mengumumkan Rusia telah menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin virus korona untuk digunakan secara luas.

Namun, para ilmuwan secara global mengutuk keputusan Moskow sebagai 'terburu-buru berbahaya'. Putin mengatakan bahwa salah satu putrinya yang menerima vaksin tidak mengalami efek samping yang lebih buruk daripada suhu tinggi.

Menteri mengatakan kepada wartawan bahwa tidak semua orang mengetahui bahwa vaksin - yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Gamaleya Rusia - dirilis pada platform yang telah digunakan untuk enam produk sambil memastikan bahwa uji klinis akan terus berlanjut.

 

Moskow mengklaim bahwa obat dua komponen itu dapat memberikan setidaknya dua tahun perlindungan dari penyakit virus korona dan direkomendasikan untuk digunakan pada orang berusia 18 hingga 60 tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan bahwa vaksin COVID-19 Rusia tidak termasuk di antara sembilan kandidat yang dipertimbangkan dalam tahap pengujian lanjutan.

KOMENTAR