SBY: AHY Bukan Boneka Meski Dia Anak Saya

Sifi Masdi

Wednesday, 01-08-2018 | 11:18 am

MDN
Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan putra sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono [ist]

Jakarta, Inako

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui tidak pernah memaksakan kehendak agar putra sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) menjadi Calon Presiden ( Capres) dan Wakil Presiden ( Cawapres).  Apalagi memaksa berpasangan dengan si A atau si B dan menyodorkannya kepada capres-capres yang ada sebagaimana info-info yang beredar yang masuk kategori hoaks. 

"Saya salah satu orang yang sering berdiskusi dengan pak SBY terkait arah politik dan kebijakan politik Demokrat. Tidak pernah satu kalipun SBY menyatakan atau berkata agar AHY menjadi cawapres dan bahkan disosorkan ke capres-capres yang ada," tutur Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, Selasa (31/7/2018).

Ferdinand justru berkali-kali mendengar SBY berkata kepada para kader untuk tidak memaksakan kehendak kepada AHY untuk menjadi ini atau pun itu.

"Justru berkali-kali mendengar SBY berkata kepada kami, 'Kita jangan memaksa AHY menjadi ini itu, atau memaksa berpasangan dengan si A atau si B. Tanya AHY dulu, dia bersedia tidak? AHY kan bukan boneka meski dia anak saya,” demikian ia mengulangi ucapan SBY.

"Itulah SBY, dengan anak saja menerapkan demokrasi," tambahnya. 

Ferdinand menegaskan, apa yang ia sampaikan terkait kalimat SBY, bukanlah sebuah rekayasa. Tapi itu sebuah fakta yang bisa dikonfrontir kepada siapapun yang terlibat dalam ruang diskusi yang tak pernah kami buka ke publik.

"Saya memberanikan diri membuka ini tanpa izin pak SBY, karena saya melihat ketidak-bermoralan beberapa politisi yang bicara AHY digendong bapaknya sebagai politisi," ucapnya.

"Sungguh tuduhan itu tidak benar, fitnah dan kebohongan," timpalnya lebih lanjut.

Dia menegaskan, AHY lah yang memutuskan kemana dia melangkah dan akan menjadi apa dalam politik ini.

"Takdir yang membawa AHY dan AHY menjemput takdir. Itulah yang terjadi, bukan seperti tuduhan para politisi kerdil itu. Demi Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, ini adalah kebenaran," tegasnya.

Menurut Ferdinand, Partai Demokrat paham betul bahwa saat ini memasuki fase sebuah perang sesungguhnya. Perang dalam opini dan persepsi.


 

 

KOMENTAR