Sering Diganggu Cuaca Ekstrim, Pelabuhan Meulaboh Akan Dipindah

Binsar

Tuesday, 04-09-2018 | 07:17 am

MDN
Pelabuhan Meulaboh [ist]
"Untuk minimalisir agar tidak terjadi benturan kapal dan semacamnya, perlu dibuatkan tanggul pemecah ombak dan itu sudah diusulkan oleh provinsi sudah buat DED, tapi persoalannya dananya itu sampai triliunan rupiah,"

 

Meulaboh, Inako –

Cuaca ekstrim yang sering melanda lokasi operasional Pelabuhan Penyeberangan Meulaboh, mendorong Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh untuk memindahkan lokasi pelabuhan itu ke Pelabuhan Jeti Meulaboh yang berada di Desa Suak Indra Puri, Kecamatan Johan Pahlawan.

Kepala Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi (Dishubtel) Aceh Barat, Jhon Aswir di Meulaboh, Senin mengatakan, letak pelabuhan di wilayah pesisir Desa Tengoh, Kecamatan Samatiga, sangat rawan terjadi musibah kapal yang bersandar ke dermaga.

"Untuk minimalisir agar tidak terjadi benturan kapal dan semacamnya, perlu dibuatkan tanggul pemecah ombak dan itu sudah diusulkan oleh provinsi sudah buat DED, tapi persoalannya dananya itu sampai triliunan rupiah," katanya.

 

Jhon Aswir menyampaikan, untuk peningkatan infrastruktur pelabuhan penyeberangan Meulaboh tujuan Sinabang Kabupaten Simeulue, Aceh itu membutuhkan dana tidak sedikit, sementara kondisi keberadaannya sering bermasalah.

Selama ini, Pelabuhan Jeti Meulaboh memang untuk kebutuhan umum dan pernah digunakan untuk pelabuhan pengangkutan material batubara milik perusahaan tambang dan perusahaan pembangkit listrik, namun saat ini sudah tidak begitu digunakan lagi.

“Nanti bisa kita sesuaikan, kalau memang pelabuhan Jeti Meulaboh bisa dijadikan multifungsi untuk ekspor sekaligus pelabuhan penyeberangan. Saat ini pun ada rute lain yang melayani trayek tujuan Simeulue," imbuhnya.

Lebih lanjut disampaikan, selama ini pengelolaan pelabuhan penyeberangan oleh UPTD Pelabuhan sudah baik, hanya saja persoalanya pada kondisi dermaga itu sendiri yang sangat sering bermasalah oleh letaknya sangat terbuka.

Untuk membuat breakwater, membutuhkan dana mencapai triliunan berdasarkan hasil rencana survey detail engenering design (DED) yang dibuatkan oleh Provinsi Aceh, karena itu harus ada alternatif lain untuk operasional lintasan itu tetap berjalan.

 

Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Teluk Sinabang yang dikelola PT ASDP Feri Indonesia masih rutin melayani trayek lintasan Meulaboh tujuan Sinabang dan sebaliknya dua hari dalam sepekan yakni, hari Jum`at dan Minggu pukul 14.30 WIB.

"Mudah - mudahan usulan kita ini disetujui, daripada menanti pembangunan tanggul yang membutuhkan dana besar yang tidak pasti kapan diberikan. Operasional kapal feri tetap normal, jadwalnya telah ada," pungkasnya.

 

KOMENTAR