Sri Mulyani Sebut Kondisi Ekonomi 2018 Tak Bisa Dianggap Enteng

Sifi Masdi

Wednesday, 23-01-2019 | 08:45 am

MDN
Menteri Keuangan Sri Mulyani [ist]

Jakarta, Inako

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui kondisi ekonomi Indonesia 2018 tidak bisa dianggap enteng karena krisis global yang memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan, Mantan Managing Director World Bank ini mengibaratkan 2018 merupakan 'episode spesial' yang dilewati Indonesia.

"Bicara tentang ekonomi Indonesia, tahun ini masih Januari 2019. Tapi 2018 itu satu episode yang sangat spesial. Tahun 2018 ekonomi dunia guncang, kenaikan suku bunga di AS menyebabkan perubahan arus modal," kata Sri Mulyani dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Menurut Sri Mulyani, mengelola ekonomi tahun lalu memang dihadapkan situasi layaknya air pasang. "Kita harus jaga agar kapal tidak oleng," ungkapnya.

"Karena guncangan tadi, seluruh dunia kena imbas. Tidak hanya di Indonesia. Dalam situasi itu, pemerintah dan BI harus kelola ekonomi ini."

Menurut Sri Mulyani, ancaman paling bahaya adalah 'hijrahnya' modal asing atau capital outflow dan tidak adanya arus modal masuk atau capital inflow.

"BI sampai naikkan suku bunga 7 kali. Capital inflow tiba-tiba drop. Ini jadi ancaman. Kita harus lakukan tindakan," imbuh Sri Mulyani.

"Hantaman begitu banyak. Namun, Indonesia masih bisa menutup tahun dengan baik."

Ia pun bercerita, di 2018 diharapkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh baik. Di mana Sri Mulyani memproyeksikan bisa mencapai 5,17%. 

"Kemudian inflasi kita 3,5%, angka terakhir 3,2% Ini dalam situasi guncangan. Sering kita tidak melihat itu. Apalagi situasi politik, kita hanya ambil beberapa pilihan fakta sehingga kesannya Indonesia tidak mencapai sesuatu," kata Sri Mulyani.

"APBN defisit jauh lebih kecil 1,76% dan kita bisa melewati guncangan, tetap stabil dan growth momentum tetap jalan."
 


 

KOMENTAR