The Fed Lawan Tekanan Politik Donald Trump: Tetap Pertahankan Suku Bunga?

Sifi Masdi

Wednesday, 07-05-2025 | 18:03 pm

MDN
Ketua The Fed Jerome Powell [ist)

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) hari ini. Keputusan ini berpotensi mengecewakan Presiden Donald Trump dan pihak-pihak yang mendesak kejelasan arah kebijakan moneter AS.

 

Menurut laporan Bloomberg, para pejabat The Fed dalam beberapa pernyataan publik menegaskan bahwa kebijakan saat ini masih sesuai untuk mencapai dua mandat utama mereka: menjaga stabilitas harga dan mendukung pasar tenaga kerja. Meskipun terdapat ketidakpastian ekonomi, The Fed belum melihat urgensi untuk mengubah arah kebijakan.

 

Keputusan suku bunga akan diumumkan pada pukul 14.00 waktu setempat, disusul dengan konferensi pers oleh Ketua The Fed, Jerome Powell, setengah jam kemudian. Pelaku pasar menantikan penegasan Powell apakah bank sentral masih akan bersikap hati-hati terhadap perubahan suku bunga.

 

Pasar saat ini memperkirakan pemangkasan suku bunga pertama akan dilakukan pada pertemuan 29–30 Juli, dengan kemungkinan dua hingga tiga penurunan tambahan sebelum akhir tahun. Sementara itu, survei Bloomberg menunjukkan mayoritas ekonom memproyeksikan pemangkasan mulai September.

 

Dalam pernyataan pasca-pertemuan, The Fed diperkirakan akan mempertahankan kisaran suku bunga Federal Funds Rate (FFR) di level 4,25%–4,5%. Namun, kemungkinan akan ada revisi dalam penilaian ekonomi, termasuk penghapusan frasa “pertumbuhan ekonomi masih solid,” menyusul data PDB kuartal I yang menunjukkan kontraksi akibat lonjakan impor.

 

Impor AS tercatat naik 4,4% menjadi US$419 miliar pada Maret 2025, sementara ekspor hanya naik 0,2% menjadi US$278,5 miliar. Akibatnya, defisit neraca perdagangan AS melonjak 14% ke rekor tertinggi US$140,5 miliar. Lonjakan impor ini terjadi karena perusahaan-perusahaan berupaya mendatangkan barang sebelum tarif tambahan yang direncanakan Trump diberlakukan.

 


BACA JUGA:

Deretan Pengusaha yang Dampingi Prabowo Temui Bill Gates, Ada Projo Pangestu hingga Haji Isam

Emas Kembali Bersinar, Dolar AS Kehilangan Daya Tarik sebagai Safe Haven

Harga Minyak Dunia Stabil Setelah Anjlok Akibat Kenaikan Produksi OPEC+


 

Fokus pada Stabilitas Harga

Analis Bloomberg Economics memperkirakan The Fed akan memperkuat pesan terkait pentingnya stabilitas harga, apalagi ekspektasi inflasi jangka menengah dinilai mulai melonggar. Data ketenagakerjaan yang masih kuat mendukung sikap berhati-hati tersebut.

 

Meski pernyataan resmi The Fed kali ini tidak disertai proyeksi ekonomi terbaru, konferensi pers Powell diperkirakan akan menjadi pusat perhatian. Investor akan mencari sinyal tentang kapan dan dalam kondisi apa pemangkasan suku bunga akan dipertimbangkan.

 

Menurut Kepala Ekonom KPMG, Diane Swonk, pengalaman inflasi tinggi pasca-pandemi dan pada era 1970-an masih membentuk pendekatan The Fed saat ini. Powell pun konsisten menegaskan bahwa kenaikan harga sementara tidak boleh berubah menjadi inflasi struktural. Saat ini, inflasi inti AS tercatat di 2,6%, masih di atas target The Fed sebesar 2%.

 

Tekanan Politik Gedung Putih

Selain tantangan ekonomi, The Fed juga menghadapi tekanan politik yang semakin besar dari Presiden Trump. Ia secara terbuka mendesak Powell untuk segera memangkas suku bunga, bahkan menyindir dan mengancam lewat media sosial.

 

Pada akhir April lalu, Trump menyatakan bahwa pemecatan Powell "tidak bisa datang cukup cepat" dan menyebutnya sebagai “pecundang besar.” Meskipun ancaman ini dikesampingkan untuk sementara, komentar Trump memicu kekhawatiran pasar terhadap independensi The Fed—yang selama ini menjadi fondasi kredibilitasnya sebagai bank sentral paling berpengaruh di dunia.

 

Dalam wawancara terbaru bersama Kristen Welker dari NBC News yang ditayangkan 4 Mei lalu, Trump mengatakan bahwa ia tidak akan mencopot Powell sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei 2026. Namun, ia tetap mengkritik ketua The Fed tersebut dengan nada tajam. “Ia lebih suka tidak menurunkan suku bunga karena ia bukan penggemar saya,” ujar Trump, seraya menyebut Powell sebagai “sangat kaku.”

 

Meski demikian, Trump akhirnya menegaskan bahwa ia tidak akan mencopot Powell sebelum masa jabatannya selesai. “Tidak, tidak, tidak. Mengapa saya harus melakukan itu? Saya akan mengganti orang tersebut dalam waktu yang singkat,” katanya.

 


 

 

KOMENTAR