Warga Pulau Moyo NTB Butuh Listrik Untuk Kembangkan Usaha

Mataram, Inako –
Tidak dapat dipungkiri, listrik telah menjadi faktor penting dalam pengembangan sebuah usaha. Hal itu paling tidak dirasakan oleh sejumlah warga Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Mereka kesulitan mengembangkan perekonomian, karena pasokan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) ke pulau itu dibatasi hanya pada malam hari.
Kepala Desa Labuhan Aji, Pulau Moyo, Suhardi, di Pulau Moyo, mengatakan PLN sudah membangun pembangkit listrik tenaga diesel, namun kapasitasnya relatif kecil dan hanya beroperasi pada malam hari saja dan terbatas.
"Pembangkit listrik itu menyala dari pukul 18.00 hingga 06.00 Wita. Setelah itu padam total pada siang hari," katanya usai mengikuti sosialisasi tentang rupiah dan penyerahan bantuan dari Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut yang melaksanakan Ekspedisi Laskar Nusa 2019.
Menurut dia, warganya sangat membutuhkan listrik pada siang hari, terutama yang memiliki usaha rumah penginapan (home stay) dan warung makan.
Seluruh rumah penginapan menggunakan genset agar wisatawan yang menginap bisa menikmati listrik pada siang hari.
Suhardi menyebutkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Pulau Moyo rata-rata 1.000 orang per tahun. Mereka berasal dari berbagai negara, bahkan sejumlah orang terkenal sudah berkunjung.
Beberapa orang terkenal yang pernah ke Pulau Moyo, di antaranya pemain bola Edwin Vander Sar, pemain tenis Maria Sharapova, MC Jagger, dan Putri Diana. Beberapa artis nasional juga pernah berwisata, seperti Marshanda, dan Nikita Willy.
"Orang-orang terkenal dari luar negeri itu menginap di Hotel Amanwana, dan menikmati air terjun Mata Jitu, dan diving dan snorkling karena keindahan bawah laut Pulau Moyo tidak kalah dengan Bunaken," ujarnya.
Selain listrik, kata dia, warga di desanya juga masih kesulitan mengakses jaringan telekomunikasi. Sinyal telepon seluler yang ada di Pulau Moyo, hanya dari PT Telkomsel, namun jangkauannya terbatas.
Warga Desa Sebotok yang bertetangga dengan Desa Labuhan Aji, juga belum bisa menikmati sinyal telekomunikasi hingga saat ini.
"Hanya Desa Labuhan Aji bagian barat yang bisa mendapatkan sinyal telepon seluler Telkomsel, kalau bagian timur, kosong sama sekali," ucap Suhardi.
TAG#Penerangan Listrik, #Warga Pulau Moyo, #NTB, #Pengembangan Usaha
190328901
KOMENTAR