Donald Trump Ungkap Kemungkinan Mendeportasi Pangeran Harry

Jakarta, Inakoran
Dalam wawancara baru-baru ini dengan televisi Inggris, mantan Presiden Donald Trump menyampaikan kekhawatirannya mengenai status imigrasi Pangeran Harry di AS. Trump menyatakan bahwa jika Harry terbukti berbohong tentang penggunaan narkoba dalam dokumen visanya, maka deportasi bisa menjadi solusinya.
Ketika ditanya apakah Harry harus menerima hak istimewa meskipun ada potensi perbedaan dalam permohonan visanya, Trump menjawab, "Tidak. Kita harus melihat apakah mereka mengetahui sesuatu tentang narkoba, dan jika dia berbohong, mereka harus mengambil tindakan yang tepat," tegas Trump, mengutip Marca.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai apakah tindakan yang tepat bisa berarti deportasi, Trump membiarkan kemungkinan itu tetap terbuka, dengan menyatakan, "Oh, saya tidak tahu. Anda harus memberi tahu saya. Anda hanya perlu memberi tahu saya. Anda mungkin mengira mereka akan melakukannya." sudah mengetahui hal ini sejak lama."
Kekhawatiran tersebut muncul dari pengakuan Harry dalam memoarnya, "Spare," di mana dia secara terbuka membahas penggunaan kokain, ganja, dan jamur psikedelik. Penggunaan narkoba semacam itu dapat menjadi alasan penolakan permohonan visanya.
Trump memuji nenek Pangeran Harry
Trump sebelumnya telah menyatakan ketidaksetujuannya atas tindakan Harry, dengan menyatakan bahwa jika dia terpilih sebagai presiden ke-47, Harry akan sendirian menyusul pengkhianatannya yang tidak dapat dimaafkan terhadap neneknya, mendiang Ratu Elizabeth II.
Selama wawancara dengan Nigel Farage dari GB News, Trump memuji Ratu Elizabeth, yang meninggal pada tahun 2022. Dia sangat vokal tentang rasa hormatnya kepada mendiang ratu dan menjelaskan bahwa dia memandang tindakan Harry sebagai pengkhianatan.
Potensi implikasi terhadap status visa Harry di AS telah memicu diskusi tentang konsekuensi memberikan informasi palsu pada dokumen imigrasi. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang apakah individu dengan status penting harus memiliki standar yang sama dengan orang lain dalam hal permohonan visa.
Wawancara dengan Trump telah menarik perhatian pada kompleksitas seputar kebijakan imigrasi dan potensi dampaknya terhadap tokoh masyarakat. Hasil dari situasi ini dapat mempunyai implikasi yang signifikan tidak hanya bagi Pangeran Harry tetapi juga bagi pembicaraan yang lebih luas mengenai imigrasi dan akuntabilitas.
TAG#donald trump, #pangeran harry, #kerajaan inggris, #deportase, #hak istimewa, #amerika
190325744
KOMENTAR