Manajemen TOBA Bantah Isu Kerja Sama dengan Danantara

Jakarta, Inakoran
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) secara tegas membantah adanya rencana maupun pembahasan terkait kerja sama dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Pernyataan ini disampaikan sebagai klarifikasi atas kabar yang menyebutkan bahwa TOBA berpotensi menjadi salah satu penerima investasi dari lembaga pengelola dana tersebut.
"Kami bisa sampaikan bahwa hingga saat ini tidak ada pembahasan maupun rencana kerja sama antara TBS Energi dan Danantara," tegas Ratri Wuryandari, SVP Corporate Communications TOBA, dalam pernyataannya pada Selasa (17/6).
Spekulasi mengenai potensi kerja sama ini mencuat karena adanya keterkaitan personal. Pandu Sjahrir, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama TOBA, kini menjabat sebagai Chief Investment Officer (CIO) Danantara sejak 24 Februari 2025. Kedekatan tersebut memicu dugaan bahwa TOBA bisa menjadi salah satu target investasi Danantara, terutama di sektor energi baru dan terbarukan (EBT).
BACA JUGA:
Harga Emas Antam Turun Rp 7.000 per Gram: Rabu (18/6/2025)
IHSG Dibuka Turun 0,11%: Rabu (18/6/2025)
Prospek Cerah Saham GOTO Usai Rampungkan Migrasi Cloud
Sebagai informasi, Danantara merupakan sovereign wealth fund nasional yang baru saja dibentuk dengan misi menyalurkan investasi ke sektor-sektor strategis seperti energi bersih, hilirisasi sumber daya alam, dan layanan kesehatan. Lembaga ini tengah gencar menelusuri berbagai peluang kemitraan dengan emiten-emiten nasional guna mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
Namun demikian, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi mengenai keterlibatan Danantara dengan TOBA. Penegasan dari pihak TBS Energi Utama ini sekaligus menepis spekulasi publik dan pasar mengenai potensi aliran dana investasi dari Danantara ke perusahaan tersebut.
Langkah TOBA dalam menyampaikan klarifikasi dinilai penting demi menjaga transparansi dan kepercayaan investor. Di tengah meningkatnya perhatian pasar terhadap pergerakan lembaga-lembaga keuangan strategis seperti Danantara, informasi yang akurat dan terbuka menjadi kunci untuk menjaga stabilitas persepsi publik dan menghindari kesimpangsiuran informasi.
KOMENTAR