Rekomendasi Saham  Pilihan Awal Pekan Ini

Sifi Masdi

Monday, 27-05-2024 | 10:52 am

MDN
Ilustrasi pergerakan saham di bursa [ist]


 

 

Jakarta, Inakoran

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan potensi kenaikan pada awal pekan ini. Hal ini didukung oleh sejumlah rekomendasi saham pilihan dan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

 

Pada perdagangan terakhir, Rabu (22/5/2024), IHSG ditutup menguat 0,51% menuju level 7.222,38. Meski demikian, IHSG mencatatkan penurunan sebesar 0,69% sepanjang tahun ini, meskipun mengalami penguatan sebesar 1,91% dalam sebulan terakhir. Setelah libur pada Kamis-Jumat (23-24/5/2024), Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali beroperasi dan melakukan perdagangan hari ini.

 

CEO Yugen Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, mengungkapkan bahwa IHSG masih berada dalam rentang konsolidasi wajar menjelang pergantian bulan. Meski potensi kenaikan jangka panjang masih terbuka, risiko tekanan dalam jangka pendek masih akan membayangi pergerakan IHSG.

 


 

BACA JUGA: 

Daftar Saham Pendorong Kenaikan IHSG Dalam Sepekan 

Boy Thohir Tetap Bertahan di GOTO, Sementara William Tanuwijaya dan Andre Soelistyo Cabut 

Singgung Kader Pelanggar Etika dan Konstitusi, Puan Menangis dan Minta Maaf kepada Rakyat Indonesia

Kabar Gembira: Penerimaan Pajak Ekonomi Digital Capai Rp 24,14 Triliun

 


 

“Pergerakan IHSG dalam beberapa waktu mendatang masih akan cenderung bergerak sideways, dan juga masih akan diwarnai oleh fluktuasi nilai tukar rupiah dan harga komoditas,” ujarnya.

 

 

 

William memprediksi IHSG hari ini akan bergerak di rentang 7.154-7.272. Saham-saham yang direkomendasikan antara lain BBCA, UNVR, BBRI, ASII, ITMG, AALI, AKRA, dan SMRA.

 

Sementara itu, analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, mengatakan bahwa The Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS), kembali menegaskan target inflasi di level 2% secara tahunan atau year-on-year (YoY). Secara teknikal, IHSG akan bergerak di antara resistan 7.250, pivot 7.200, dan support 7.150.

 

Alrich menambahkan bahwa pasar akan diwarnai dengan data ekonomi eksternal, termasuk pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I/2024 yang diperkirakan melambat ke 1,5% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ) dari posisi 3,4% QoQ pada kuartal IV/2023. Selain itu, Jerman juga dijadwalkan merilis data inflasi yang diperkirakan meningkat menuju level 2,4% YoY pada Mei 2024 dari posisi 2,2% per April 2024. 

 

“Kondisi ini dapat merubah pandangan pasar terhadap timeframe pemangkasan suku bunga acuan ECB [European Central Bank]. Pasar Inggris dan AS libur di Senin,” tutupnya.

 

Alrich juga menyatakan bahwa top picks pada pekan ini diperkirakan beralih ke saham-saham defensif seperti ICBP, INDF, UNVR, JSMR, dan PGAS. Dia pun meminta investor mewaspadai saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga.

 

Dislaimer:

Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.


 

KOMENTAR