Republik Minta Donald Trump Akhiri Penutupan Pemerintahan AS

Washington, Inako
Seorang senator Partai Republik yang dekat dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Minggu (13/1/2019) menyatakan dukungannya terhadap upaya membuka pemerintahan federal untuk sementara sehingga pembicaraan tentang anggaran negara bisa terjadi.
Penutupan pemerintah AS atau government shutdown telah memasuki hari ke-23 Minggu waktu setempat dan menjadi shutdown terlama dalam sejarah Negeri Paman Sam itu.
Anggota Partai Demokrat di Kongres menolak permintaan Trump agar rancangan anggaran memasukkan alokasi dana US$5,7 miliar (Rp 80 triliun) untuk pembangunan tembok di perbatasan dengan Meksiko. Mereka telah menolak negosiasi lanjutan hingga pemerintahan dibuka kembali setelah ditutup sebagian sejak 22 Desember lalu.
Lindsey Graham, ketua Komite Hukum Senat dari Partai Republik, mengatakan ia mendesak sang presiden pada hari Minggu untuk membuka kembali pemerintahan untuk waktu tertentu demi mencoba agar pembicaraan tersebut bisa berlanjut, dilansir dari Reuters.
Jika tidak ada kemajuan berarti, ujarnya, Trump dapat mendeklarasikan kondisi darurat nasional sebagai cara untuk mendapatkan dana pembangunan tembok batas, sebuah rencana yang tidak populer di kalangan Republikan.
"Sebelum ia mengambil langkah itu..., saya akan meminta mereka membuka pemerintahan untuk waktu yang pendek, misalnya tiga pekan, sebelum ia mengambil langkah itu untuk melihat apakah kami dapat mencapai kesepakatan," kata Graham dalam acara Fox News Sunday, dilansir dari Reuters.
Ia mengatakan Trump berbicara kepadanya, "Mari buat kesepakatan, kemudian buka pemerintahan."
Penutupan pemerintah itu telah berdampak pada sekitar 800.000 pegawai federal dan mengganggu layanan di seluruh penjuru AS. Mereka tidak menerima gaji pertama di Jumat lalu sehingga kekhawatiran terhadap tekanan finansial bagi para pegawai meningkat.
Trump terus menyalahkan Demokrat atas kebuntuan tersebut. "Saya berada di Gedung Putih, menunggu. Demokrat tidak ada di Washington saat orang-orang menantikan gaji mereka. Mereka bersenang-senang dan bahkan tidak berbicara!" tulis Trump di Twitter, hari Minggu.
Drew Hammill, wakil kepala staf untuk Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi merespons di Twitter bahwa "Ketua Pelosi berada di DC sepanjang akhir pekan dan bekerja dari Capitol [kantor DPR]."
TAG#Amerika Serikat, #Shutdown Government, #Republik, #Demokrat, #Donald Trump
190329546
KOMENTAR