Harga Emas Antam Turun Rp 7.000: Senin (17/2/2025)

Jakarta, Inakoran

Harga emas batangan bersertifikat Antam yang diproduksi oleh Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami penurunan yang cukup signifikan pada perdagangan Senin (17/2/2025).

Mengacu pada informasi terbaru dari situs resmi Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam kini tercatat sebesar Rp 1.671.000. Penurunan ini sebesar Rp 7.000 jika dibandingkan dengan harga yang tercatat pada hari Minggu sebelumnya, yaitu Rp 1.678.000 per gram.

BACA JUGA:

IHSG Dibuka Menguat di Awal Pekan

Danantara Resmi Luncur 24 Februari 2025:  Siap Kelola Dana Rp14.715 Triliun

Harga Emas Antam Naik Rp 9.000: Jumat (14/2/2025)

Harga Emas Antam Turun Rp 8.000: Rabu (12/2/2025)
 

Sementara itu, harga buyback emas Antam juga mengalami penurunan, kini berada di level Rp 1.529.000 per gram, yang turun Rp 8.000 dari harga buyback hari Minggu yang mencapai Rp 1.521.000 per gram.

Sebagai gambaran lebih lengkap tentang harga emas batangan Antam per 17 Februari 2025, berikut adalah daftar harga dalam pecahan lainnya (belum termasuk pajak):

• Harga emas 0,5 gram: Rp 885.500
• Harga emas 1 gram: Rp 1.671.000
• Harga emas 5 gram: Rp 8.130.000
• Harga emas 10 gram: Rp 16.205.000
• Harga emas 25 gram: Rp 40.387.000
• Harga emas 50 gram: Rp 80.695.000
• Harga emas 100 gram: Rp 161.312.000
• Harga emas 250 gram: Rp 403.015.000
• Harga emas 500 gram: Rp 805.820.000
• Harga emas 1.000 gram: Rp 1.611.600.000

Catatatan:

Perlu dicatat bahwa Logam Mulia Antam menyediakan emas dan perak batangan dalam berbagai ukuran berat, mulai dari 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga per gram emas Antam biasanya bervariasi tergantung pada berat batangnya. Hal ini disebabkan oleh adanya biaya tambahan untuk proses pencetakan, sehingga harga per gram untuk batang yang lebih kecil cenderung lebih mahal dibandingkan dengan batang yang lebih besar.

Apa yang mendorong penurunan harga emas ini? Banyak analis menyebutkan bahwa pergerakan harga emas di pasar global sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti kebijakan moneter dari bank sentral, nilai tukar mata uang, serta permintaan dan penawaran di pasar internasional. Dalam beberapa waktu terakhir, sentimen positif terkait pemangkasan suku bunga di Amerika Serikat dan ketidakpastian ekonomi global membuat investor beralih ke aset safe haven seperti emas.