Harga Emas Dunia Terkoreksi: The Fed Tutup Peluang Pemangkasan Suku Bunga
Jakarta, Inakoran
Harga emas dunia kembali terkoreksi setelah investor mencerna laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) untuk September yang menunjukkan pasar tenaga kerja masih lebih tangguh dari perkiraan. Data yang lebih kuat ini membuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada Desember semakin memudar.
Melansir Reuters, Jumat (21/11/2025), harga emas spot melemah 0,6% ke posisi US$4.058,29 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 0,6% ke US$4.060 per ounce.
Penguatan dolar AS juga berkontribusi menekan harga emas. Ketika dolar menguat, emas yang dihargakan dalam greenback menjadi lebih mahal bagi investor luar negeri, sehingga mengurangi minat beli.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan di Akhir Pekan
Harga Emas Dunia Menguat Lagi: The Fed Terbelah Soal Arah Suku Bunga
Harga Emas Antam Naik Rp21.000 Per Gram: Kamis (20/11/2025)
Laporan ketenagakerjaan AS yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan menunjukkan bahwa nonfarm payrolls (NFP) naik 119.000 pada September—lebih dari dua kali lipat proyeksi ekonom yang memperkirakan hanya 50.000.
“Data ini pada dasarnya mengonfirmasi pesan The Fed pada Oktober, yakni pasar tenaga kerja yang melambat namun tetap stabil. Peluang pemangkasan suku bunga pada Desember kini semakin kecil,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden dan analis logam senior di Zaner Metals.
Data yang solid tersebut menekan harapan investor. Saat ini, pasar memperkirakan hanya sekitar 40% peluang bahwa The Fed akan memangkas suku bunga bulan depan. Emas sebagai aset tanpa imbal hasil biasanya lebih menarik ketika suku bunga rendah, sehingga ekspektasi penundaan pemangkasan otomatis menahan pergerakan harga.
Situasi ini semakin rumit karena biro statistik AS (BLS) membatalkan rilis laporan ketenagakerjaan untuk Oktober akibat penutupan pemerintahan. Data Oktober dan November rencananya akan digabungkan dan dirilis pada 16 Desember, setelah pertemuan The Fed berikutnya.
Di sisi lain, risalah pertemuan The Fed Oktober menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan memutuskan penurunan suku bunga sambil mengingatkan bahwa langkah tersebut bisa meningkatkan risiko inflasi dan menekan kepercayaan publik terhadap bank sentral.
Meski saat ini terkoreksi, emas tetap menjadi salah satu aset berkinerja terbaik tahun ini. Sepanjang 2025, harga emas telah menguat 55%, bahkan mencapai rekor tertinggi US$4.381,22 per troy ounce pada 20 Oktober.
UBS pun semakin optimistis, menaikkan proyeksi harga emas pertengahan 2026 menjadi US$4.500 per ounce, naik US$300 dari target sebelumnya. Proyeksi ini didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga AS, ketegangan geopolitik, serta permintaan kuat dari bank sentral dan dana ETF.
Selain emas, beberapa logam mulia lainnya turut melemah: Perak spot turun 1,7% ke US$50,47 per ounce, Platinum terkoreksi 2,3% ke US$1.510,70 per ounce, dan Paladium turun tipis 0,1% menjadi US$1.379 per ounce
Disclaimer:
Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu. Pastikan untuk selalu mengecek harga terkini sebelum melakukan transaksi.







KOMENTAR