Harga Emas Dekati Rekor Tertinggi: Dipicu Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Jakarta, Inakoran
Harga emas dunia terus menguat dan kembali mendekati rekor tertingginya pada perdagangan Rabu (10/9/2025). Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan depan, menyusul data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan.
Harga emas spot naik 0,6% menjadi US$ 3.647,94 per ons pada pukul 14.18 waktu setempat. Sehari sebelumnya, logam mulia ini sempat menembus rekor baru di US$ 3.673,95 per ons. Adapun kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup stabil di level US$ 3.682 per ons.
Data terbaru Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan harga produsen turun pada Agustus, terutama akibat penurunan biaya jasa. Hal ini menambah keyakinan bahwa tekanan inflasi mulai mereda.
Menurut analis pasar Fawad Razaqzada dari City Index dan FOREX.com, pelemahan data ekonomi AS membuka peluang besar bagi emas untuk terus menguat. “Setiap pelemahan lebih lanjut dalam data AS seharusnya terus mendukung emas, dengan kemungkinan lebih dari dua kali pemangkasan suku bunga sebelum akhir tahun,” ujarnya.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan: Kamis (11/9/2025)
Seven-Eleven Melakukan Uji Coba Robot Pengisi Rak dan Pembersih Lantai di Tokyo
Harga Emas Dunia Catat Rekor Baru: Dipicu Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Lingkungan suku bunga rendah biasanya mendukung kenaikan harga emas, karena menurunkan biaya peluang memegang aset tanpa imbal hasil. Sepanjang tahun ini, harga emas sudah melonjak lebih dari 39%.
Pasar kini menilai ada kemungkinan 90% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 16–17 September, menurut alat CME FedWatch. Meski peluang pemangkasan lebih agresif masih terbatas, arah kebijakan moneter The Fed semakin jelas menuju pelonggaran.
Keyakinan investor juga didukung oleh laporan ketenagakerjaan AS pekan lalu yang menunjukkan perlambatan pasar tenaga kerja. Departemen Tenaga Kerja bahkan menurunkan estimasi pertumbuhan pekerjaan hingga Maret, menandakan perlambatan terjadi lebih awal dari dampak tarif impor agresif Presiden Donald Trump.
Situasi politik ikut mewarnai pasar, setelah seorang hakim federal menunda sementara upaya Trump untuk memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook. Langkah ini dianggap sebagai kemunduran awal bagi Gedung Putih, sekaligus menegaskan independensi bank sentral masih terjaga.
Analis senior ActivTrades, Ricardo Evangelista, melihat level US$ 3.750 sebagai resistensi penting berikutnya. Jika harga mampu bertahan di atasnya, emas berpotensi menembus US$ 3.900 per ons menjelang akhir tahun.
Sementara itu, logam mulia lainnya juga turut menguat. Perak spot naik 0,8% menjadi US$ 41,21 per ons, platinum menguat 1,7% ke US$ 1.391,80, dan paladium melonjak hampir 3% ke US$ 1.180,81.
Disclaimer:
Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu. Pastikan untuk selalu mengecek harga terkini sebelum melakukan transaksi.
KOMENTAR