Harga Emas Global Turun: Dipicu Tekanan Kebijakan Pajak Baru China

Sifi Masdi

Tuesday, 04-11-2025 | 08:56 am

MDN
Ilustrasi emas batangan [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga emas global kembali melemah pada perdagangan Selasa (4/11/2025), turun di bawah level psikologis US$4.000 per troy ounce seiring kebijakan baru pemerintah China yang menekan sentimen pasar logam mulia.

 

Berdasarkan data pasar spot pukul 06.30 WIB, harga emas tercatat di level US$3.993,19 per troy ounce, melemah US$8,23 atau 0,24% dibandingkan posisi penutupan sebelumnya.

 

Mengutip laporan Bloomberg, tekanan terhadap harga emas terjadi setelah pemerintah China mengakhiri kebijakan potongan pajak lama bagi sejumlah pengecer emas. Kebijakan ini diumumkan pada akhir pekan lalu dan mulai berlaku bagi pelaku industri emas di dalam negeri.

 

Dalam aturan baru tersebut, kompensasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bagi produsen emas non-investasi—seperti perhiasan dan produk industri—diturunkan menjadi 6% dari sebelumnya 13%. Selain itu, perusahaan non-anggota bursa juga akan terdampak saat menjual produk investasi seperti emas batangan.

 


BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa (4/11/2025)

Harga Emas Antam Turun Rp12.000 Per Gram: Senin (3/11/2025)

Harga Emas Dunia Menguat: Pasar Dibayangi Ketidakpastian Kesepakatan Dagang AS–China


 

Langkah ini langsung mengguncang harga saham perusahaan perhiasan emas di China, sekaligus menimbulkan kekhawatiran akan penurunan permintaan di negara konsumen emas terbesar di dunia tersebut.

 

“Perubahan pajak di negara konsumen emas terbesar akan menekan sentimen global,” ujar Adrian Ash, Direktur Riset BullionVault. Meski demikian, ia menambahkan, pasar emas di London masih menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan menjaga sentimen bullish jangka menengah.

 

Menurut analisis Citigroup, perubahan kebijakan pajak ini kemungkinan akan mendorong pelaku industri emas untuk menaikkan harga jual produk demi mengimbangi tekanan biaya.

 

Sementara itu, analis TD Securities, Dan Ghali, menilai dampaknya terhadap harga emas global mungkin tidak akan terasa secara langsung. “Permintaan grosir emas di Tiongkok sudah 28% di bawah rata-rata lima tahun terakhir pada kuartal sebelumnya,” ujarnya.

 

Harga emas dunia telah bergerak sangat volatil sejak mencapai rekor tertinggi pada Oktober lalu, didorong oleh lonjakan pembelian ritel dan permintaan tinggi dari bank sentral. Namun, kepemilikan produk Exchange-Traded Product (ETP) berbasis emas justru turun dua pekan berturut-turut, menandakan adanya aksi ambil untung di kalangan investor institusi.

 

Kendati terkoreksi, secara tahunan harga emas masih mencatat kenaikan lebih dari 50% sepanjang 2025. Emas tetap dipandang sebagai aset lindung nilai (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi geopolitik yang masih tinggi.

 

Kenaikan harga emas sepanjang tahun turut memicu gelombang merger dan akuisisi di sektor pertambangan. Salah satu yang terbaru, Coeur Mining Inc. mengumumkan rencana akuisisi New Gold Inc. senilai sekitar US$7 miliar melalui transaksi saham penuh. Langkah ini memperkuat tren konsolidasi di industri tambang emas global yang tengah mencari efisiensi dan ekspansi cadangan.

 

Disclaimer:

Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu berdasarkan kondisi pasar dan kebijakan perusahaan.

 

 

 

 

KOMENTAR