Harga Emas Melonjak Usai Moody’s Turunkan Peringkat Utang AS

Jakarta, Inakoran
Harga emas mencatatkan penguatan signifikan pada perdagangan Senin (19/5), didorong oleh meningkatnya permintaan aset safe haven setelah lembaga pemeringkat Moody’s menurunkan peringkat utang pemerintah Amerika Serikat (AS).
Emas spot naik 0,9% menjadi US$3.229,51 per troy ons pada pukul 13.15 waktu setempat. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup menguat 1,5% ke level US$3.233,50 per troy ons.
Moody’s memangkas peringkat kredit AS dari "Aaa" menjadi "Aa1" pada Jumat lalu. Penurunan ini dipicu oleh meningkatnya beban utang dan tingginya biaya bunga yang dinilai lebih besar dibandingkan negara-negara dengan peringkat serupa.
Penurunan ini memicu kekhawatiran pasar dan mendorong investor mencari aset yang dianggap lebih aman. Emas, sebagai aset lindung nilai klasik, kembali menjadi pilihan utama.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa (20/5/2025)
Harga Emas Antam Naik Rp 23.000 Per Gram: Senin (19/5/2025)
Harga Minyak Dunia Bergerak Stabil Setelah Alami Pelemahan
“Selama beberapa bulan ke depan, saya pikir emas adalah taruhan aman yang bagus mengingat penurunan peringkat AS. Ini masih pasar beli dan tahan,” ujar Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Selain penurunan peringkat kredit, pelemahan dolar AS turut menjadi faktor pendukung naiknya harga emas. Indeks dolar jatuh ke posisi terendah sejak 8 Mei, sementara indeks saham utama di Wall Street juga mencatatkan penurunan.
Dolar yang lebih lemah membuat emas lebih murah bagi investor di luar AS, sehingga mendorong permintaan global.
Sentimen pasar turut diguncang oleh pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang mengungkapkan bahwa Presiden Donald Trump akan memberlakukan tarif baru mulai 2 April jika mitra dagang tidak menunjukkan itikad baik dalam bernegosiasi.
Kondisi geopolitik yang tidak menentu turut memperkuat posisi emas sebagai aset lindung nilai. Sejak awal tahun, harga emas telah melonjak 23,1% dan mencatatkan beberapa rekor baru.
Goldman Sachs pun tetap optimis terhadap prospek emas, dengan proyeksi harga mencapai US$3.700 per ons pada akhir tahun ini dan US$4.000 per ons pada pertengahan 2026. Prediksi ini didorong oleh tren diversifikasi investasi yang masih terbatas dari sektor swasta ke emas.
Selain emas, logam mulia lainnya juga mencatatkan kenaikan. Harga perak spot naik 0,3% menjadi US$32,36 per ons. Paladium menguat 1,1% ke US$998,26, dan platinum naik 1,4% menjadi US$974,50.
Kenaikan harga platinum didorong oleh pulihnya permintaan perhiasan di Tiongkok, setelah sempat mengalami penurunan selama satu dekade. World Platinum Investment Council bahkan memproyeksikan defisit pasokan platinum global tahun ini akan lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
Dari sisi geopolitik, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa pembicaraan damai dengan Ukraina menunjukkan kemajuan. Setelah berdiskusi langsung dengan Presiden Trump, Putin menyebut Moskow terbuka untuk menyusun nota kesepahaman menuju perjanjian damai di masa depan.
Situasi geopolitik yang perlahan menunjukkan perbaikan ini bisa memberi sentimen campuran terhadap pasar, namun ketidakpastian jangka pendek tetap mendominasi, membuat emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor
Disclaimer:
Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu. Pastikan untuk selalu mengecek harga terkini sebelum melakukan transaksi.
KOMENTAR