Harga Emas Spot Tertekan: Dampak Kenaikan Dolar AS

Jakarta, Inakoran
Harga emas global bergerak stagnan pada awal perdagangan Jumat (18/7) di sesi Asia. Meski tidak mengalami penurunan signifikan secara harian, logam mulia ini masih berada di jalur pelemahan mingguan, tertekan oleh penguatan dolar AS dan data ekonomi Amerika Serikat yang solid.
Mengutip Reuters, harga emas spot tercatat di level US$ 3.339,22 per ons troi pada pukul 00.38 GMT, nyaris tidak berubah dibandingkan hari sebelumnya. Sementara itu, harga emas berjangka di AS juga stabil di posisi US$ 3.344,70 per ons troi. Sepanjang pekan ini, harga emas telah terkoreksi sekitar 0,5%.
Salah satu faktor utama yang menekan harga emas adalah penguatan dolar AS. Meskipun dalam perdagangan harian indeks dolar melemah tipis 0,3% terhadap sejumlah mata uang utama, secara mingguan indeks ini tetap mencatat tren kenaikan selama dua pekan berturut-turut.
Kondisi ini membuat emas menjadi lebih mahal bagi investor non-AS, sehingga menurunkan daya tariknya sebagai aset investasi.
BACA JUGA:
Harga Emas Antam Naik Rp 11.000 per Gram: Kamis (17/7/2025)
Rekomendasi Saham: Jumat (18/7/2025)
Relaksasi Aturan MSCI Buka Jalan Saham BREN, PTRO, dan CUAN Masuk Indeks Global
Tekanan terhadap harga emas juga datang dari data ekonomi AS yang kuat. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel pada Juni 2025 naik 0,6%, jauh melampaui ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan pertumbuhan stagnan, menyusul penurunan 0,9% pada Mei.
Selain itu, klaim awal tunjangan pengangguran turun sebanyak 7.000 menjadi 221.000 untuk pekan yang berakhir 12 Juli, lebih rendah dari perkiraan ekonom yang berada di angka 235.000.
Kuatnya data ini memperkuat pandangan bahwa ekonomi AS masih cukup tangguh, yang memberikan ruang bagi Federal Reserve untuk menunda rencana pelonggaran suku bunga dalam waktu dekat.
Meskipun data ekonomi menunjukkan ketahanan, Gubernur The Fed Christopher Waller menyatakan dukungannya terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga pada akhir Juli 2025. Ia beralasan bahwa risiko perlambatan ekonomi global tetap membayangi, sehingga The Fed perlu mempertimbangkan respons kebijakan yang lebih akomodatif.
Sebagai aset safe haven, emas cenderung berkinerja baik saat suku bunga rendah atau ketika terjadi ketidakpastian ekonomi. Oleh karena itu, pernyataan Waller bisa menjadi sentimen positif jika pasar melihat peluang pelonggaran kebijakan The Fed terbuka.
Pelaku pasar juga mencermati perkembangan negosiasi dagang global, terutama setelah Presiden AS Donald Trump kembali memperluas kebijakan tarif terhadap sejumlah mitra dagang utama. Ketidakpastian geopolitik ini bisa memberikan dukungan jangka pendek bagi harga emas sebagai aset pelindung nilai.
Sementara dari sisi perdagangan fisik, ekspor emas dari Swiss melonjak 44% secara bulanan pada Juni 2025, mencapai level tertinggi sejak Maret. Lonjakan tersebut dipicu oleh meningkatnya pengiriman emas dari AS ke Inggris melalui kilang pemurnian di Swiss, berdasarkan data bea cukai setempat.
Tidak hanya emas, logam mulia lainnya juga mencatatkan penguatan terbatas:Perak naik tipis 0,1% menjadi US$ 38,13 per ons troi; Platinum menguat 0,5% ke US$ 1.465,20 per ons troi; Palladium turut naik 0,5% ke US$ 1.286 per ons troi.
Disclaimer:
Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu. Pastikan untuk selalu mengecek harga terkini sebelum melakukan transaksi.
KOMENTAR