Harga Emas Turun Lebih dari 1% Akibat Aksi Profit Taking

Jakarta, Inakoran
Harga emas mengalami penurunan tajam lebih dari 1% pada perdagangan Senin (16/6/2025), setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam delapan minggu. Pelemahan ini dipicu oleh aksi ambil untung (profit taking) para investor yang sebelumnya memanfaatkan reli harga akibat meningkatnya ketegangan geopolitik global.
Pada pukul 13.53 waktu setempat, harga emas spot tercatat turun 1,2% ke level US$3.392,86 per ons, setelah sebelumnya menyentuh titik tertinggi sejak 22 April. Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melemah 1% di angka US$3.417,30 per ons.
Menurut David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, koreksi harga ini merupakan respons wajar pasar setelah reli dalam beberapa sesi terakhir. “Pergerakan emas beberapa hari terakhir sangat dipengaruhi oleh konflik antara Israel dan Iran. Namun hari ini kita melihat aksi ambil untung dari investor,” ujar Meger.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan : Selasa (17/6/2025)
Harga Emas Antam Naik Rp 8.000 per Gram di Awal Pekan
Harga Minyak Melonjak 2,8%: Dampak Konflik Israel-Iran
Konflik di Timur Tengah tetap menjadi fokus utama pasar. Iran mendesak Presiden AS Donald Trump untuk menekan Israel agar menghentikan serangan udara yang telah berlangsung selama empat hari. Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan keyakinannya bahwa negaranya sedang menuju kemenangan. Ketidakpastian ini memperkuat posisi emas sebagai aset lindung nilai di tengah gejolak geopolitik.
Selain konflik, perhatian pelaku pasar juga tertuju pada agenda penting lain pekan ini, yakni pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) selama dua hari. Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan, mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian, baik dari sisi geopolitik maupun perdagangan internasional.
“Dengan kondisi ekonomi yang masih rentan, kemungkinan besar The Fed akan menahan diri untuk tidak menurunkan suku bunga. Ini bisa menunda implementasi kebijakan pelonggaran moneter,” tambah Meger.
Meskipun mengalami penurunan harga dalam jangka pendek, emas batangan masih dipandang sebagai aset aman (safe haven), khususnya di tengah ketidakpastian global dan tekanan inflasi. Lingkungan suku bunga rendah juga cenderung menguntungkan logam mulia seperti emas, karena aset ini tidak memberikan imbal hasil tetap seperti obligasi atau deposito, namun nilainya cenderung stabil di tengah krisis.
Selain emas, pergerakan logam mulia lainnya juga menarik untuk dicermati. Harga perak spot stabil di level US$36,33 per ons. Platinum justru mencatat kenaikan signifikan sebesar 2% menjadi US$1.252,57, dan paladium turut menguat 0,8% ke posisi US$1.036,10 per ons.
Disclaimer:
Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu. Pastikan untuk selalu mengecek harga terkini sebelum melakukan transaksi.
KOMENTAR