Harga Minyak Dunia Anjlok  Usai  OPEC+ Umumkan Kenaikan Produksi

Sifi Masdi

Monday, 07-07-2025 | 13:32 pm

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak dunia kembali tergelincir menyusul keputusan mengejutkan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+), yang memutuskan untuk menaikkan produksi minyak secara signifikan mulai Agustus 2025. Pasar pun bereaksi negatif terhadap potensi kelebihan pasokan yang bisa menekan harga lebih dalam.

 

Pada perdagangan Senin (7/7), harga minyak mentah Brent turun sebesar US$0,80 atau sekitar 1,2% ke level US$67,50 per barel. Sementara itu, minyak mentah acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), turun lebih tajam sebesar US$1,32 atau sekitar 2%, dan ditutup pada level US$65,68 per barel.

 

Keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi sebanyak 548.000 barel per hari pada Agustus mendatang mengejutkan banyak pihak. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan bertahap sebesar 411.000 barel per hari yang telah disepakati sebelumnya untuk bulan Mei, Juni, dan Juli.

 


BACA JUGA:

IHSG Dibuka Melemah Tipis 0,065: Senin (7/7/2025)

Harga Emas Dunia Melemah Jelang Penetapan Tarif Baru Donald Trump

Harga Emas Dunia Melemah Jelang Penetapan Tarif Baru Donald Trump


 

Langkah ini dinilai sebagai sinyal bahwa negara-negara produsen minyak siap bersaing lebih agresif untuk merebut pangsa pasar, meski harus menghadapi risiko penurunan harga.

 

“Peningkatan produksi ini menunjukkan strategi baru yang lebih kompetitif untuk mengamankan pasar global, sekaligus toleransi terhadap risiko pendapatan yang lebih rendah akibat harga yang melemah,” ujar analis energi Tim Evans dari Evans Energy, dikutip oleh Reuters.

 

Dalam pernyataan resminya, OPEC+ menyebut bahwa keputusan untuk menaikkan produksi didasarkan pada prospek pertumbuhan ekonomi global yang dinilai stabil, serta kondisi pasar minyak yang dianggap sehat.

Organisasi ini juga menyoroti rendahnya persediaan minyak global sebagai salah satu faktor utama yang mendukung langkah ekspansi pasokan.

 

Namun, pelaku pasar tampaknya belum sepenuhnya yakin dengan penilaian OPEC+ terhadap keseimbangan pasokan dan permintaan. Kekhawatiran bahwa kenaikan produksi akan melebihi permintaan aktual membuat harga minyak langsung tertekan di pasar global.

 

Kebijakan OPEC+ ini datang di tengah ketidakpastian permintaan global yang masih terpengaruh oleh inflasi tinggi, kebijakan moneter ketat, dan perlambatan ekonomi di beberapa negara konsumen utama. Jika permintaan tidak mampu mengimbangi lonjakan pasokan, maka harga minyak berisiko terus mengalami tekanan dalam beberapa pekan ke depan.

 

Investor dan pelaku industri energi kini menanti bagaimana reaksi negara-negara konsumen besar seperti China dan Amerika Serikat terhadap dinamika baru ini. Respons pasar terhadap data permintaan dan kebijakan stok strategis juga akan menjadi faktor penentu arah harga ke depan.

 

 

KOMENTAR