Harga Minyak Dunia Naik, Pasar Respon  Positif KTT  Trump–Xi Jinping

Sifi Masdi

Thursday, 30-10-2025 | 10:54 am

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak global kembali menguat pada Kamis (30/10/2025), didorong oleh penurunan tajam stok minyak di Amerika Serikat (AS) serta optimisme pasar menjelang  Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan.

 

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 52 sen atau 0,8% menjadi US$64,92 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 33 sen atau 0,6% ke US$60,48 per barel.

 

Stok Minyak AS Turun Tajam

Laporan terbaru Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan bahwa stok minyak mentah, bensin, dan bahan bakar distilat di AS mengalami penurunan yang lebih besar dari perkiraan.

 

Persediaan minyak mentah anjlok hampir 7 juta barel, jauh melampaui ekspektasi penurunan hanya 211.000 barel. Data ini menjadi sinyal kuat bahwa permintaan energi di AS tetap tinggi di tengah peningkatan aktivitas ekonomi.

 

Analis Price Futures Group, Phil Flynn, menilai pasar kini mulai meragukan asumsi lama tentang risiko kelebihan pasokan.

“Di mana kelebihan pasokan yang selama ini dikhawatirkan? Semakin lama kelebihan itu tidak muncul, semakin banyak pihak yang meragukan apakah benar-benar ada,” ujarnya.

 


BACA JUGA:

IHSG Dibuka Menguat: Pasar Merespons Positif Pertemuan Trump–Xi Jinping

Harga Emas Antam Turun Rp4.000 per Gram, Kamis (30/10/2025)

Harga Minyak Dunia Melemah, Dipicu Rencana OPEC Naikkan Produksi


 

Pandangan serupa disampaikan analis UBS, Giovanni Staunovo, yang menilai data EIA mengindikasikan permintaan minyak yang solid.

Menurutnya, kombinasi antara penurunan persediaan dan tingginya permintaan menjadi faktor positif bagi harga minyak dalam jangka pendek.

 

Selain faktor fundamental, harga minyak juga ditopang oleh sentimen geopolitik. Presiden Donald Trump menyampaikan optimisme menjelang pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping di Busan.

 

Pertemuan ini menjadi agenda penting pertama antara kedua pemimpin sejak Trump menjabat kembali pada awal 2025.

 

Dalam kesempatan yang sama, AS dan Korea Selatan dikabarkan telah merampungkan detail akhir kesepakatan dagang yang sempat tertunda.

 

Pasar menilai perkembangan ini sebagai sinyal positif bagi stabilitas perdagangan global, yang selama ini sempat terguncang akibat perang dagang dan kebijakan tarif impor.

 

Jika dialog antara AS–China dan AS–Korea menghasilkan kesepakatan konkret, hal itu diyakini dapat mengangkat permintaan energi global serta memperbaiki prospek pertumbuhan ekonomi dunia.

 

Kebijakan The Fed

Meskipun sentimen pasar membaik, pelaku pasar tetap mewaspadai arah kebijakan moneter global. The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, sesuai ekspektasi, namun Ketua Jerome Powell menyampaikan nada hati-hati mengenai kemungkinan pemangkasan lanjutan pada Desember.

 

Selain itu, perhatian pasar juga tertuju pada kelompok produsen minyak OPEC+. Sumber internal menyebut bahwa OPEC+ kini mempertimbangkan peningkatan produksi moderat sekitar 137.000 barel per hari pada Desember mendatang.

 

Rencana tersebut muncul setelah pekan lalu harga minyak mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Juni, pasca Trump menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia terkait konflik Ukraina. 

 

Namun, sebagian analis masih meragukan efektivitas sanksi itu dalam menahan pasokan global, sehingga potensi volatilitas harga tetap terbuka.

 

 

 

KOMENTAR