Jepang Sedang Berusaha Meningkatkan Skala Fotosintesis Buatan Untuk Menghasilkan Energi Tahun 2040

Binsar

Monday, 15-09-2025 | 11:11 am

MDN
Menteri Lingkungan Hidup Keiichiro Asao berbicara pada konferensi pers di Tokyo pada 2 September 2025 (ist)

 

Jakarta, Inakoran

Jepang telah menyusun rencana untuk meningkatkan teknologi fotosintesis buatan pada tahun 2040, yang bertujuan mengubah karbon dioksida menjadi bahan bakar, sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi.

Sementara pemerintah berupaya meminimalkan emisi CO2 untuk mencapai emisi gas rumah kaca nol bersih pada tahun 2050, pemerintah juga berharap dapat menggunakan CO2 sebagai "sumber daya", bersama dengan air dan sinar matahari, untuk menghasilkan energi melalui teknologi generasi berikutnya yang meniru fotosintesis alami.

 

Melansir Kyodonews, fotosintesis buatan melibatkan dua proses utama -- memisahkan air dan CO2 menggunakan listrik dan menginduksi reaksi kimia dengan cahaya -- meskipun teknologinya masih belum terbukti dalam skala besar.

Berdasarkan peta jalan yang disusun awal September, Kementerian Lingkungan Hidup berencana untuk mengembangkan lebih lanjut teknologi tersebut selama lima tahun ke depan, dengan proses pemisahan air dan CO2 diharapkan terwujud pada tahun 2030.

CO2 yang diperoleh dalam proses ini dapat digunakan dalam bahan bakar penerbangan dan bahan baku produk kimia.

Jepang berencana meningkatkan skala fotosintesis buatan penghasil energi pada tahun 2040 (ist)

 

"Fotosintesis buatan merupakan pilar dalam membangun masyarakat yang bebas karbon, yang akan menciptakan industri-industri baru yang memanfaatkan teknologi Jepang dan meningkatkan daya saing internasional," ujar Menteri Lingkungan Hidup Keiichiro Asao dalam konferensi pers setelah peluncuran peta jalan tersebut.

Kementerian tersebut mengatakan pemerintah bertujuan untuk mencapai produksi massal bahan kimia menggunakan fotosintesis buatan pada tahun 2040, sambil meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya untuk memfasilitasi adopsi yang lebih luas.

Kementerian tersebut meminta dana sebesar 800 juta yen ($5,4 juta) dalam permintaan anggarannya untuk tahun fiskal berikutnya yang dimulai pada bulan April untuk mendukung inisiatif tersebut.

Namun, karena proses yang terlibat dalam fotosintesis buatan masih dalam tahap penelitian, Jepang harus menunjukkan bahwa efisiensi konversi yang rendah dan biaya yang tinggi dapat diatasi untuk menjadikan teknologi ini sebagai usaha yang bermanfaat.

 

KOMENTAR