Rasio Kartu Kredit Semakin Sehat, Bank Bisa Lebih Ekspansif

Jakarta, Inako
Stabilitas ekonomi dalam negeri yang kondusif membuka jalan lapang bagi perbankan dalam negeri hal ini terkait membaiknya bisnis kartu kredit tanpa masalah berarti.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kartu kredit per April 2019 sebesar 2,44%. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan April tahun lalu, yakni 2,80%. Bahkan, capaian bulan keempat 2019 tersebut merupakan yang terbaik selama tiga tahun terakhir.
Masih mengutip sumber yang sama, rasio NPL kredit menggunakan kartu pada awal tahun lalu merangkak naik. Pada medio 2018, posisinya sempat menyentuh 3,06% atau tertinggi sejak 3 tahun terakhir.
Presiden Direktur PT Bank Mayapada International Tbk Haryono Tjahjarijadi mengungkapkan bahwa NPL menjadi satu pertimbangan bank untuk menggenjot kredit. Menurnya kredit bermasalah dari kartu kredit tahun ini akan menjadi peluang untuk mendorong segmen konsumsi.
Apa itu NPL Kartu Kredit?
NPL atau Non Performing Loan merupakan salah satu indikator kesehatan kualitas aset bank. Indikator tersebut merupakan rasio keuangan pokok yang dapat memberikan informasi penilaian atas kondisi permodalan, rentabilitas, risiko kredit, risiko pasar dan likuidasi.
NPL yang digunakan adalah NPL neto yaitu NPL yang telah disesuaikan. Penilaian kualitas aset merupakan penilaian terhadap kondisi aset bank dan kecukupan manajemen risiko kredit. Ini artinya NPL merupakan indiakasi adanya masalah dalam bank tersebut yang mana jika tidak segera mendapatkan solusi maka akan berdampak bahaya pada bank.
Simak juga video InaTV jangan lupa "klik Subscribe" agar selalu terhubung dengan info menarik lainnna.
TAG#Bank
190326132
KOMENTAR