Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa (7/10/2025)
Jakarta, Inakoran
Pasar saham Indonesia kembali mencatat sejarah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Senin (6/10/2025) di level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH), didorong oleh penguatan tajam saham-saham milik konglomerat Prajogo Pangestu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 0,27% ke posisi 8.139,89. Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 8.104,55–8.176,31. Tercatat 274 saham menguat, 443 melemah, dan 239 stagnan.
Sebelumnya, IHSG sempat menorehkan rekor tertingginya di level 8.126,55 pada 24 September 2025. Kenaikan terbaru ini menegaskan tren positif pasar saham domestik di tengah sentimen global yang kian membaik.
Katalis utama penguatan IHSG berasal dari grup usaha milik Prajogo Pangestu, yang mendominasi daftar top gainers pada perdagangan kemarin. PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) naik 15,61% ke Rp2.000; PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) melonjak 11,25% ke Rp1.780; PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menguat 4,45% ke Rp9.975; PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) naik 3,90% ke Rp4.000; dan PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) turut naik 3,63% ke Rp7.850.
BACA JUGA:
CDIA Kukuhkan Bisnis Maritim dan Energi
Harga Emas Kembali Terbang: Dipicu Shutdown Pemerintah AS
Potensi Right Issue INET dengan Harga Pelaksanaan Rp250 dan Waran di Rp300
Lonjakan saham-saham ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap prospek bisnis energi terbarukan dan petrokimia yang menjadi fokus utama grup Barito.
Selain grup Prajogo, sejumlah saham lain juga menorehkan kinerja impresif, antara lain: PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) melesat 10% ke Rp197.225; PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) naik 5,18% ke Rp15.750; PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) menguat 3,16% ke Rp980. Kenaikan ini memperlihatkan rotasi sektor yang mulai meluas, tidak hanya terfokus pada saham-saham energi.
Di sisi lain, penguatan IHSG tertahan oleh tekanan di sektor perbankan besar, antara lain: PT Bank Permata Tbk. (BNLI) turun 5,02%; PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melemah 1,16%; PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turun 0,99%; PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melemah 0,81%; PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 0,33% ke Rp7.500.
Selain perbankan, tekanan juga datang dari saham teknologi dan telekomunikasi seperti PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang turun tipis 0,05%, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) melemah 1,95%, dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) terkoreksi 1,96% ke Rp103.525 per lembar.
Menurut Imam Gunadi, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), tren positif IHSG masih berpotensi berlanjut dalam pekan ini. “IHSG berpeluang melanjutkan penguatan menuju level resistance di 8.168, didukung oleh kombinasi faktor domestik dan global,” ujarnya dalam riset mingguan (6/10/2025).
Imam menjelaskan bahwa optimisme pasar didorong oleh: kuatnya data konsumsi dalam negeri; peningkatan penjualan kendaraan; stabilitas cadangan devisa; serta ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter AS.
Namun demikian, ia juga mengingatkan potensi koreksi jangka pendek jika data ekonomi domestik tidak sesuai ekspektasi atau jika pernyataan Federal Reserve bernada hawkish. Faktor lain seperti volatilitas harga komoditas dan arus modal asing juga bisa menekan IHSG ke support di level 8.022.
Disclaimer:
Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.







KOMENTAR